ESDM

ESDM dan Pertamina Pastikan Stok BBM Impor Tersalurkan Optimal

ESDM dan Pertamina Pastikan Stok BBM Impor Tersalurkan Optimal
ESDM dan Pertamina Pastikan Stok BBM Impor Tersalurkan Optimal

JAKARTA - PT Pertamina kembali mendatangkan satu kargo berisi BBM murni (base fuel) yang diharapkan sudah tiba di pelabuhan pada Kamis.

Kargo tambahan ini menjadi bagian dari upaya menjaga pasokan bahan bakar untuk SPBU swasta di berbagai wilayah. Sebelumnya, Pertamina telah menghadirkan satu kargo impor berisi 100 ribu barel BBM yang siap disalurkan segera ke stasiun pengisian bahan bakar umum swasta.

Kedatangan kargo pertama tersebut membantu memastikan ketersediaan BBM tetap stabil, mengurangi potensi kekurangan di beberapa daerah. Selain itu, kehadiran kargo kedua diharapkan memperkuat stok yang telah ada, sehingga SPBU swasta dapat melayani konsumen tanpa gangguan.

Langkah ini menjadi bukti koordinasi yang baik antara Pertamina dan pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Harapan Kementerian ESDM

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan bahwa kargo kedua ini diharapkan dapat langsung disalurkan ke SPBU swasta. Menurutnya, pasokan tambahan ini sangat penting untuk menjaga kelancaran distribusi BBM, khususnya menjelang musim permintaan tinggi.

“Kargo kedua itu, insya Allah, besok sudah tiba di pelabuhan. Jadi, besok sudah ada dua kargo,” ujar Laode dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta. Pernyataan ini menegaskan kesiapan pemerintah dalam memastikan pasokan BBM murni tetap tersedia.

Laode menambahkan bahwa pemerintah terus memantau proses distribusi BBM untuk menghindari keterlambatan penyaluran. Dengan kedatangan kargo kedua, stok di SPBU swasta diharapkan lebih optimal, sehingga masyarakat dapat memperoleh BBM dengan mudah tanpa harus mengantre.

Kementerian ESDM juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah, Pertamina, dan pemilik SPBU swasta agar stok BBM dari kargo impor ini dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan bakar.

Negosiasi dengan SPBU Swasta

Laode menegaskan bahwa pihaknya mendorong SPBU swasta melakukan negosiasi lanjutan dengan Pertamina agar stok BBM murni dari dua kargo impor ini dapat disalurkan dengan efisien. Negosiasi ini penting agar distribusi BBM berjalan lancar dan tidak menimbulkan hambatan logistik.

“Kita percepat dulu negosiasinya. Kan sebenarnya negosiasi dengan Pertamina ini belum final, masih berjalan,” tegas Laode. Proses negosiasi ini menjadi salah satu langkah penting untuk memastikan pasokan BBM sampai ke SPBU swasta sesuai kebutuhan.

Selain itu, negosiasi ini juga dimaksudkan agar harga BBM dapat tetap kompetitif dan terjangkau bagi konsumen. Pemerintah berharap SPBU swasta dapat memanfaatkan kargo tambahan ini sebaik mungkin, sehingga distribusi energi berjalan merata di seluruh Indonesia.

Proses ini menunjukkan upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pasar dan stok BBM nasional. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan tidak ada daerah yang mengalami kekurangan pasokan, sekaligus meningkatkan efisiensi distribusi bahan bakar.

Mandat Pertamina dan Dukungan SPBU

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menekankan bahwa Pertamina tidak mencari keuntungan dari impor BBM tambahan bagi SPBU swasta. Fokus utama perusahaan tetap pada menjaga ketahanan energi nasional dan memastikan pasokan BBM berjalan lancar.

“Pertamina mendapat mandat menjaga ketahanan energi. Tugas utama kami saat ini juga meningkatkan lifting bersama K3S (kontraktor kontrak kerja sama minyak dan gas). Jadi, banyak tugas lain yang lebih penting,” jelas Simon. Pernyataan ini menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjalankan perannya dalam menjaga pasokan energi nasional tanpa memanfaatkan situasi.

Beberapa SPBU swasta, termasuk Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil, menyetujui pengadaan BBM tambahan melalui Pertamina. Hal ini menunjukkan dukungan sektor swasta terhadap kebijakan pemerintah dalam menjaga ketersediaan BBM.

BBM yang diimpor ini merupakan tambahan di luar kuota yang telah diberikan pemerintah untuk swasta. Pada tahun 2025, setiap pemilik SPBU swasta mendapat kuota 10 persen lebih besar dibanding kuota 2024, sehingga memungkinkan distribusi BBM lebih luas dan merata.

Dengan kehadiran dua kargo ini, Pertamina dan pemerintah berharap stok BBM dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, mengurangi risiko kelangkaan, dan memastikan harga tetap stabil. Sinergi antara pemerintah, Pertamina, dan SPBU swasta menjadi kunci keberhasilan strategi ini.

Secara keseluruhan, kedatangan kargo kedua BBM murni menunjukkan kesiapan pemerintah dan Pertamina dalam menghadapi tantangan ketahanan energi. Langkah ini juga memberikan kepastian bagi SPBU swasta untuk memenuhi permintaan konsumen secara optimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index