JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, menegaskan akan tetap menjabat Ketua Umum PSSI hingga 2027.
Ia menekankan posisi ganda sebagai Menpora dan Ketua PSSI tidak melanggar aturan atau statuta FIFA. Erick menyatakan, pihak federasi sepak bola dunia telah menegaskan statusnya secara resmi, meski surat resmi tersebut belum dipublikasikan.
“Kalau dijawab mengenai keberadaan saya, saya menanyakan status saya ke FIFA. Mereka menjawab bahwa secara statuta tidak disalahkan karena memang track record saya di dunia sepak bola sudah sesuai dengan statuta. Artinya apa, saya akan menjaga keberadaan saya sampai 2027, ya habis itu, silakan pemilihan,” ujarnya.
Kepastian ini diharapkan memberikan kepastian bagi PSSI dalam melanjutkan program dan blueprint yang sudah dirancang. Dengan begitu, fokus pengembangan sepak bola nasional bisa berjalan lebih maksimal tanpa gangguan perubahan kepemimpinan di tengah periode.
Sejarah PSSI menunjukkan banyak ketua umum berhenti di tengah periode. Erick menekankan, pola tersebut kerap menghambat implementasi program yang sudah disusun sebelumnya. Menurutnya, keberlanjutan kepemimpinan menjadi kunci agar strategi jangka panjang dapat terlaksana dengan baik.
Pentingnya Konsistensi Kepemimpinan
Erick mengingatkan bahwa pergantian kepengurusan di tengah periode kerap menimbulkan kerugian bagi sepak bola nasional. “Bayangkan dari 2015 sampai 2022 semua pergantian kepengurusan itu terjadi di tengah waktu ketika sudah mulai ada blueprint yang akan dijalankan, yang rugi siapa, ya semua,” ucapnya.
Dengan konsistensi, program pengembangan pemain, kompetisi, dan fasilitas dapat berjalan sesuai rencana. Keberlanjutan kepemimpinan juga memberikan kepastian bagi pihak sponsor, pemain, dan masyarakat penggemar sepak bola.
PSSI dapat menargetkan pencapaian yang lebih ambisius jika blueprint jangka panjang tetap dijalankan. Erick percaya, stabilitas organisasi adalah fondasi penting untuk kemajuan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Fokus Utama Sebagai Menpora
Meski tetap memimpin PSSI, Erick menegaskan tugas utama tetap sebagai Menpora. Tanggung jawabnya mencakup seluruh cabang olahraga di Indonesia, bukan hanya sepak bola. PSSI hanyalah salah satu bagian dari prioritas besar pengembangan olahraga nasional.
Erick menekankan, peran Menpora lebih luas dalam memastikan prestasi dan pembinaan atlet di berbagai cabang olahraga. Pekerjaan ini melibatkan koordinasi antarorganisasi, pengembangan fasilitas, serta program latihan yang berkelanjutan.
Fokus pada olahraga Indonesia secara keseluruhan memungkinkan pengembangan prestasi di level nasional dan internasional. Kepemimpinan ganda ini dimanfaatkan Erick untuk menyinergikan program PSSI dengan strategi olahraga nasional.
Setiap keputusan yang diambil di PSSI akan sejalan dengan visi besar pengembangan olahraga di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi sepak bola sekaligus mengangkat prestasi cabang olahraga lain.
Masa Depan Sepak Bola Nasional
Erick mengajak publik melihat sejarah dan pentingnya keberlanjutan kepemimpinan di PSSI. Dengan stabilitas, target jangka panjang seperti pembinaan pemain muda dan pengembangan liga dapat terealisasi. Keputusan untuk tetap memimpin hingga 2027 membuka kesempatan bagi PSSI melanjutkan program strategis tanpa hambatan.
Selain itu, fokus pada blueprint yang sudah disusun membantu memperkuat pondasi sepak bola nasional. Erick percaya, pengembangan atlet, kompetisi, dan manajemen klub yang konsisten akan meningkatkan prestasi Timnas. Dengan kepemimpinan yang stabil, masa depan sepak bola Indonesia diharapkan lebih cerah dan berkelanjutan.
Stabilitas kepemimpinan juga memberi contoh bagi organisasi olahraga lain dalam menjalankan program jangka panjang. Sinergi antara PSSI dan Kemenpora diharapkan mendorong pertumbuhan olahraga nasional secara keseluruhan. Erick menegaskan, konsistensi, strategi matang, dan kepemimpinan yang berkelanjutan adalah kunci keberhasilan olahraga Indonesia.