Ciri-ciri lambung stres bisa muncul ketika fungsi organ pencernaan ini terganggu akibat tekanan emosional atau kebiasaan makan yang tidak teratur.
Lambung sendiri merupakan organ berotot yang berada di bagian kiri atas perut, dan berperan penting dalam sistem pencernaan manusia.
Saat makanan dikunyah dan ditelan, makanan tersebut akan melewati kerongkongan lalu masuk ke lambung melalui sebuah katup otot bernama sfingter esofagus bawah.
Di dalam lambung, makanan diproses menggunakan enzim serta asam yang diproduksi untuk membantu pencernaan.
Otot-otot pada lambung akan berkontraksi untuk mencampur dan menghaluskan makanan agar lebih mudah dicerna tubuh. Berdasarkan informasi dari Halodoc, lambung memiliki empat peran utama.
Pertama, lambung mengolah makanan menggunakan bantuan enzim dan cairan asam, lalu memecahnya menjadi bagian-bagian kecil. Kedua, organ ini juga menyimpan makanan untuk sementara waktu.
Tidak semua makanan yang masuk akan diproses secara langsung, sebagian akan disimpan terlebih dahulu di dalam lambung. Ketiga, lambung bertindak sebagai penyaring zat asing.
Asam lambung, yaitu asam hidroklorat, berfungsi tidak hanya untuk membantu memecah makanan, tetapi juga untuk membasmi mikroorganisme atau zat yang bisa membahayakan kesehatan tubuh.
Keempat, lambung memiliki peran dalam penyerapan nutrisi, seperti membantu proses penyerapan vitamin B12 melalui produksi zat pendukung yang disebut faktor intrinsik.
Menjaga kondisi lambung tetap sehat sangat penting, karena gangguan pada organ ini bisa memengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan.
Pemilihan makanan yang tepat serta manajemen stres yang baik sangat membantu dalam menjaga kesehatan pencernaan. Jika tidak dijaga, berbagai gangguan pencernaan dapat muncul, termasuk ciri-ciri lambung stres yang kerap diabaikan.
Ciri-ciri Lambung Stres
Lambung bisa mengalami stres, yang ditandai dengan gangguan pencernaan yang bukan berasal dari masalah fisik di dalam perut, melainkan akibat perubahan emosi seperti stres dan kecemasan.
Penanganannya berkaitan dengan bagaimana mengelola stres, kecemasan, dan ketegangan.
Dalam tulisan berjudul Stress and the Gut: Pathophysiology and Treatment karya Peter C. Konturek dan tim, dijelaskan bahwa stres dapat memicu gangguan pencernaan, khususnya pada usus.
Selain itu, stres juga menimbulkan gejala yang berkaitan dengan penyakit lambung. Berdasarkan informasi dari Kumparan.com, berikut adalah ciri-ciri lambung stres yang muncul pada orang yang mengalami gangguan pencernaan karena kecemasan:
- Kesemutan di area perut
- Perasaan sesak, bergolak, dan kram di perut
- Rasa gugup atau cemas
- Gemetar, menggigil, dan otot berkedut
- Perut yang sering kembung
- Timbul sakit perut, mual, atau muntah
- Gangguan pencernaan
- Cepat merasa kenyang
- Perut terasa hangat dan kembung
- Peningkatan frekuensi buang air kecil dan besar
Stres pada lambung ini dapat berkembang menjadi beberapa penyakit, seperti kram perut, diare, perubahan nafsu makan, mual, muntah, dan sembelit.
Oleh karena itu, untuk mengatasi lambung yang stres, diperlukan upaya mengurai stres serta mengatur pola makan dan gaya hidup.
Penyebab Lambung Stres
Perubahan kadar hormon bisa memengaruhi kondisi lambung. Sistem saraf khusus yang ada di saluran pencernaan, disebut sistem saraf enterik, memiliki ujung saraf yang akan bereaksi terhadap hormon stres yang diproduksi oleh otak.
Dalam situasi tersebut, lambung bisa terkena pengaruh hormon stres yang memicu gangguan pada pencernaan. Berdasarkan sumber dari Kumparan.com, beberapa faktor yang sering menjadi penyebab lambung mengalami stres antara lain:
- Kegiatan yang meningkatkan tingkat stres, seperti menghadapi ujian atau melakukan presentasi
- Masalah keuangan
- Konflik pribadi, seperti dalam hubungan, keluarga, perceraian, atau persahabatan
- Perubahan situasi di tempat kerja atau di lingkungan rumah
- Kehilangan orang terdekat
- Penyakit kronis
Penanganan Lambung Stres
Lambung yang mengalami stres perlu segera diatasi demi menjaga kesehatan dalam jangka panjang. Berdasarkan informasi dari Kumparan.com dan Orami.co.id, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Terapi
Jika seseorang kesulitan mengelola stres sendiri, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu mengurai stres secara tepat dan mengidentifikasi pemicu sekaligus solusi yang efektif.
Terapi Obat-Obatan
Terkadang, penggunaan obat diperlukan untuk meredakan kecemasan, depresi, dan menenangkan pikiran, yang pada akhirnya juga membantu memperbaiki kondisi lambung yang stres.
Mengatur Pola Makan
Mengontrol asupan makanan dan minuman sangat penting, terutama menghindari yang dapat memperparah kondisi lambung seperti produk susu dan kafein. Pola makan ini bisa berbeda antara satu orang dengan lainnya.
Melakukan Kegiatan Penghilang Stres
Berbagai aktivitas positif seperti olahraga, menulis jurnal, mendengarkan musik, membaca, atau berbincang dengan teman dapat membantu mengurangi stres. Beberapa orang juga mengelola stres dengan menyusun jadwal harian yang teratur.
Meditasi, Latihan Pernapasan, dan Mindfulness
Meditasi adalah cara efektif untuk meredakan kecemasan dan stres dengan meningkatkan fokus dan kesadaran diri.
Saat bermeditasi, seseorang duduk atau berbaring di tempat yang tenang sambil mengarahkan perhatian pada pernapasan. Banyak yang meluangkan waktu 10-15 menit setiap hari untuk mengurangi gejala ciri-ciri lambung mengalami stres.
Konsumsi Obat Alami
Mengonsumsi bahan alami seperti jahe yang dicampur teh dapat membantu meredakan gangguan pencernaan ringan, termasuk rasa mual.
Selain itu, minum teh peppermint atau mengaplikasikan minyak kayu putih sebagai aromaterapi juga bisa membantu mengurangi gejala stres pada lambung.
Pemakaian Diffuser dengan Minyak Esensial
Minyak esensial tidak hanya berfungsi sebagai pengharum ruangan tetapi juga dapat menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan.
Penggunaan diffuser dengan aroma seperti lavender, chamomile, vetiver, atau mawar menjadi pilihan yang sering dipakai.
Meluangkan Waktu untuk Bersantai
Setiap orang memerlukan waktu untuk beristirahat dan melepas penat. Berbagai aktivitas seperti berjalan sendiri, berbincang dengan teman atau keluarga, menonton, atau melakukan hal-hal menyenangkan lainnya bisa menjadi cara efektif untuk rileks dan mengurangi stres.
Asam Lambung yang Membuat Mulut Terasa Asam dan Pahit
Nyeri di bagian ulu hati tidak selalu berarti heartburn. Bisa jadi itu merupakan tanda gangguan asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
GERD adalah kondisi yang menyebabkan rasa sakit di ulu hati, heartburn, serta gejala lain pada dada bagian bawah dan perut.
Orang dengan GERD biasanya mengalami refluks asam ringan minimal dua kali seminggu. Dalam kasus berat, gangguan ini bisa muncul setidaknya sekali seminggu.
Oleh karena itu, pengobatan dan perubahan gaya hidup diperlukan untuk mengurangi naiknya asam lambung.
Biasanya, gejala naiknya asam lambung meliputi rasa asam atau pahit di mulut serta sensasi terbakar di dada dan ulu hati, yang semakin parah saat membungkuk, setelah makan, atau saat berbaring.
Selain itu, GERD dapat disertai dengan gejala lain seperti batuk dan sesak napas, terutama bagi penderita asma yang gejalanya sering kambuh, suara serak, mual dan muntah, sakit tenggorokan, keluarnya isi lambung tanpa disadari, kesulitan menelan, gangguan tidur, bau mulut, dan kerusakan gigi akibat sering terpapar asam lambung.
Seringkali GERD disalahartikan sebagai serangan jantung karena keduanya menimbulkan nyeri dada dan ulu hati.
Namun, serangan jantung ditandai dengan nyeri sangat berat yang menjalar ke leher, lengan, atau rahang dan biasanya muncul setelah aktivitas fisik.
Sedangkan GERD menyebabkan nyeri ulu hati disertai rasa asam di mulut, tidak memburuk dengan aktivitas fisik, dan rasa sakit tidak menjalar ke leher atau lengan, namun bertambah parah saat berbaring.
Beberapa cara untuk mengatasi asam lambung atau GERD antara lain menurunkan berat badan jika berlebih, berhenti merokok, meninggikan posisi kepala saat tidur, menghindari berbaring dalam 2-3 jam setelah makan, menghindari makanan dan minuman pemicu seperti makanan pedas, berlemak, cokelat, mint, dan kopi, serta tidak mengenakan pakaian yang ketat.
Gangguan pada Lambung
Kesehatan lambung sangat penting diperhatikan karena gangguan pada organ ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi serta mengganggu aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan informasi dari Alodokter.com, berikut adalah beberapa penyakit yang umum menyerang lambung.
Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis.
Penyebabnya bermacam-macam, seperti penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid dalam waktu lama, konsumsi alkohol berlebihan, serta penyakit autoimun.
Beberapa penderita gastritis tidak menunjukkan gejala, tetapi gejala yang sering muncul meliputi muntah, mual, cegukan, nyeri di ulu hati, hingga buang air besar dengan tinja berwarna hitam.
Jika tidak ditangani dengan baik, gastritis bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius seperti kanker lambung, pendarahan, dan tukak lambung.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
GERD atau penyakit asam lambung terjadi ketika makanan atau minuman yang sudah bercampur dengan asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menimbulkan rasa asam atau pahit di mulut serta sensasi terbakar di dada.
Penderita GERD juga mungkin mengalami mual, sakit tenggorokan, muntah, dan gangguan tidur. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini bisa menyebabkan iritasi, pendarahan kerongkongan, hingga kanker esofagus.
Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka yang terjadi akibat terkikisnya lapisan pada dinding lambung atau usus halus.
Penyebab utamanya biasanya infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan obat antiinflamasi seperti aspirin dan ibuprofen secara berlebihan.
Penderita tukak lambung sering mengalami gejala seperti mual, sering sendawa, perut kembung, nyeri di ulu hati, bahkan muntah darah.
Gejala tersebut bisa memburuk jika penderita stres, terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas atau asam, merokok, dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Kanker Lambung
Pada tahap awal, kanker lambung jarang menunjukkan gejala yang jelas sehingga sering baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.
Penyebab pasti kanker lambung belum diketahui, namun beberapa faktor yang diduga memicu antara lain obesitas, pola makan tidak sehat, merokok, kurang olahraga, dan konsumsi alkohol.
Gastroparesis
Otot lambung memiliki fungsi mendorong makanan atau minuman ke usus halus. Pada penderita gastroparesis, otot lambung tidak bekerja secara optimal sehingga pencernaan menjadi lambat.
Penyakit ini biasanya menimbulkan keluhan seperti cepat kenyang saat makan, perut kembung, mual, nyeri ulu hati, serta muntah makanan yang belum tercerna.
Penyebab pasti gastroparesis belum diketahui, namun diduga berkaitan dengan kerusakan saraf yang mengatur otot lambung. Risiko penyakit ini lebih tinggi pada penderita diabetes, skleroderma, dan amyloidosis.
Sebagai penutup, mengenali ciri-ciri lambung stres penting agar bisa segera mengambil langkah tepat untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi gejala.