Tari Kontemporer adalah: Ciri-ciri, Unsur, dan Fungsi

Tari Kontemporer adalah: Ciri-ciri, Unsur, dan Fungsi
tari kontemporer adalah

Tari kontemporer adalah seni gerak modern yang bebas, tak terikat pola tradisional, mencerminkan ekspresi masa kini secara unik.

Beberapa karya yang menjadi representasi dari jenis tari ini antara lain Tari Cak Rina ciptaan Sardono W. Kusumo dan Tari Yapong yang dikreasikan oleh Bagong Kusudiarjo.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah kontemporer diartikan sebagai sesuatu yang berlangsung pada waktu yang sama atau menggambarkan masa kini.

Berdasarkan pengertian tersebut, jenis tari ini dapat dipahami sebagai bentuk ekspresi yang mencerminkan situasi kekinian serta diciptakan dengan pendekatan atau konsep yang berbeda dari pola tari konvensional. 

Pada dasarnya, tari kontemporer adalah wujud kebebasan dalam mengekspresikan gerak yang merefleksikan realitas masa kini melalui pendekatan yang tak terikat oleh aturan tari tradisional.

Untuk memahami lebih jauh mengenai seni tari ini, berikut ulasan lengkapnya tentang berbagai aspeknya.

Tari Kontemporer adalah

Tari kontemporer adalah bentuk tari yang tidak terikat oleh aturan baku seperti yang biasa ditemukan dalam tari tradisional. Jenis tari ini umumnya memadukan elemen tradisional dengan nuansa modern. 

Meskipun begitu, esensi dari tari tradisional tetap dipertahankan dalam gerakannya. Oleh karena itu, jenis tari ini bisa diartikan sebagai perpaduan antara tari klasik dan gaya tari modern, namun tetap menjaga jiwa dari tradisi yang mendasarinya.

Dari penjelasan ini, dapat dipahami bahwa jenis tari ini tidak sepenuhnya termasuk dalam kategori tari modern. Unsur-unsur tradisi masih tampak jelas dalam setiap gerakan yang ditampilkan. 

Namun di sisi lain, juga tidak bisa sepenuhnya dianggap sebagai tari tradisional karena adanya pengaruh gerakan serta iringan musik yang berasal dari unsur modern.

Biasanya, iringan musik yang digunakan merupakan kombinasi dari alat musik tradisional dan modern, sehingga menciptakan nuansa yang lebih sesuai dengan tren masa kini. 

Karakteristik tari ini pun bersifat fleksibel, bebas, dan tidak mengharuskan adanya aturan gerakan yang ketat bagi penarinya.

Ciri-ciri Tari Kontemporer

Jenis tarian ini memiliki beberapa karakteristik khas. Salah satu cirinya adalah tidak terikat oleh aturan tertentu, gerakan dan musik diselaraskan dengan tema yang diangkat, serta cenderung mengikuti perkembangan zaman atau tren yang sedang berlangsung. 

Selain itu, masih terdapat beberapa ciri lain yang menjadi pembeda. Berikut penjelasannya secara lengkap:

Gerakan yang tidak dibatasi aturan

Ciri utama terletak pada kebebasan dalam ekspresi gerak. Tarian ini tidak mengikuti pakem atau pola gerakan seperti yang diterapkan pada tarian-tarian tradisional.

Tema yang fleksibel

Kebebasan juga tampak pada pemilihan tema. Pencipta karya memiliki keleluasaan untuk menentukan topik atau ide sesuai keinginan. 

Tema tersebut akan membentuk keseluruhan koreografi dan iringan musik agar mampu menyampaikan pesan atau cerita secara lebih ekspresif kepada penonton. Hal ini tentu sangat berbeda dengan gaya tradisional. 

Sebagai contoh, dalam seni tari adat seperti Lego-lego dari Nusa Tenggara Timur, tema yang diangkat harus mencerminkan nilai-nilai tertentu, seperti kebersamaan atau kerja sama, dan tidak bisa diubah karena sudah menjadi bagian dari aturan adat yang berlaku.

Pola irama yang tidak kaku

Pada tarian tradisional, berbagai unsur biasanya telah diatur secara rinci — mulai dari gerak, kostum, tema, hingga alat musik yang digunakan. 

Umumnya, instrumen yang dipakai berasal dari tradisi setempat karena iramanya mencerminkan nilai budaya yang khas dan menambah kekuatan pada pertunjukan.

Sementara itu, pada tarian yang lebih modern ini, pencipta gerak memiliki keleluasaan dalam memilih dan mengatur pola irama yang ingin digunakan. 

Meski begitu, harmonisasi antara musik, gerakan, dan tema tetap perlu dijaga agar hasilnya tetap menyatu secara estetis dan komunikatif.

Tidak Mengulang Pertunjukan Secara Identik

Salah satu perbedaan mencolok dengan tarian tradisional yang mengikuti aturan tetap dalam kostum, properti, musik, riasan, hingga gerakan adalah bahwa bentuk tari ini lebih longgar dan tidak terikat. 

Karena itulah, pementasan ulang hampir tidak pernah bisa identik dengan pertunjukan sebelumnya. 

Nuansa, emosi, serta detail gerakan yang ditampilkan para penari akan berbeda-beda setiap kali ditampilkan, tergantung pada suasana hati dan interpretasi masing-masing saat itu.

Mengikuti Perkembangan Zaman

Ciri lain yang menonjol adalah relevansi temanya terhadap keadaan sosial masa kini. 

Ide dasar dalam setiap pementasan menyesuaikan kondisi dan perkembangan yang sedang terjadi di tengah masyarakat, sehingga kesan kekinian dan keterhubungan dengan penonton tetap terjaga.

Mewadahi Ekspresi Individual

Kebebasan dalam menampilkan karya memungkinkan para penari untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, maupun pengalaman mereka secara personal.

Hal ini menjadikan ekspresi yang ditampilkan lebih bersifat individu, bukan berasal dari kesepakatan kelompok. Akibatnya, setiap pementasan, meskipun mengusung karya yang sama, tetap menghadirkan nuansa berbeda.

Berangkat dari Isu Kemanusiaan

Secara umum, ide dasar dari karya-karya ini kerap terinspirasi oleh persoalan sosial atau kemanusiaan yang sedang hangat dibicarakan. 

Hal ini membuat penyampaian pesan melalui gerakan tari lebih mudah dipahami oleh penonton karena mereka merasa dekat dengan peristiwa atau isu yang sedang diangkat dalam pertunjukan tersebut.

Unsur-unsur Tari Kontemporer

Walaupun tidak terikat oleh aturan kaku, jenis tari ini tetap mengandung tiga komponen utama yang wajib ada. Tiga elemen penting tersebut terdiri dari gerakan, iringan musik, dan pakaian pentas.

1. Gerakan sebagai elemen inti

Baik dalam gaya tari tradisional maupun bentuk modern, aspek gerakan merupakan bagian pokok. Gerak menjadi bagian paling krusial karena keindahan sebuah pertunjukan tari dinilai dari bagaimana gerakan itu disusun dan disajikan. 

Oleh karena itu, struktur gerak harus disiapkan secara matang agar pesan, keindahan, dan nilai estetika dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton.

Dalam bentuk yang lebih modern, gerak tidak dibatasi oleh aturan-aturan lama sebagaimana yang berlaku dalam tarian klasik. Namun begitu, masih ada semangat dari bentuk tari tradisional yang dipertahankan. 

Bahkan, para koreografer sering kali menciptakan bentuk gerak baru hasil perpaduan antara unsur klasik dan sentuhan kontemporer. Perpaduan ini menghasilkan pola gerakan yang khas dan sarat makna.

2. Musik pengiring sebagai media pendukung

Aspek berikutnya adalah musik yang mendampingi penampilan para penari. Musik berperan penting dalam memperkuat penyampaian makna dari gerakan yang ditampilkan. 

Selain itu, bunyi-bunyian yang mengiringi dapat memberikan tambahan daya tarik secara visual dan emosional, serta mendongkrak nilai keindahan keseluruhan pertunjukan.

Dalam praktiknya, jenis musik yang digunakan bisa merupakan kombinasi antara alat tradisional dan modern, sehingga menghasilkan suara yang tidak hanya menarik tapi juga unik, mencerminkan kebaruan dan warisan budaya sekaligus.

3. Kostum sebagai penyampai tema

Untuk dapat menyampaikan pesan secara lebih jelas, kostum menjadi unsur penting dalam mendukung visualisasi cerita yang ingin disampaikan dalam pertunjukan. 

Tidak hanya terbatas pada tarian gaya lama, dalam gaya tari modern ini pun pakaian pentas tetap memegang peran krusial.

Jika pakaian yang digunakan tidak selaras dengan tema yang dibawakan, keseluruhan penampilan bisa terasa janggal dan kehilangan sisi keindahannya. 

Sebaliknya, jika pilihan kostum selaras dan mendukung tema yang diangkat, maka seluruh pertunjukan akan terasa lebih kuat dan mudah dipahami oleh audiens.

Pembentukan Konsep

Salah satu karakteristik dari jenis tari ini adalah kebebasan, baik dalam hal gerakan, ekspresi tubuh, pilihan kostum, musik pengiring, maupun tema yang diangkat. 

Para koreografer memiliki keleluasaan dalam menentukan gagasan utama yang ingin disampaikan dalam setiap pertunjukan.

Tema memainkan peran yang sangat penting dalam seni gerak ini, karena dari tema tersebut akan lahir keseluruhan konsep yang menjadi dasar utama dalam proses kreatif pementasan, termasuk dalam menentukan arah artistik lainnya.

Setelah konsep ditetapkan, barulah seniman dapat dengan lebih mudah merancang kostum, pola gerakan, serta properti lain yang mendukung. 

Dalam bentuk tari ini, ada beberapa pendekatan konseptual yang patut dipahami lebih jauh, berikut penjelasannya:

Pendekatan musikal

Unsur musikal dalam sebuah pertunjukan harus memiliki kesesuaian dengan pesan dan tema yang ingin disampaikan. 

Tidak sedikit seniman yang memilih menggunakan musik populer yang tengah digemari masyarakat. Meski begitu, tidak semua tren musik cocok dipadukan dalam pementasan jenis ini.

Oleh karena itu, pemilihan komposisi musik harus dilakukan dengan cermat agar sesuai dengan keseluruhan narasi. Dalam praktiknya, iringan bisa berupa kombinasi antara instrumen tradisional dan modern, meskipun perpaduan ini tidak bersifat wajib.

Pendekatan gerakan

Gerak merupakan elemen sentral dalam seni tari, baik tradisional maupun modern. Ketika pertunjukan dilakukan secara kelompok, para penari dituntut untuk bergerak secara harmonis dan saling melengkapi satu sama lain.

Keserasian antar penari menjadi aspek penting yang dapat menciptakan harmoni visual dalam pertunjukan. 

Tak masalah apakah gerakan yang digunakan sederhana atau kompleks, yang terpenting adalah keselarasan antar gerak agar pesan yang dibawa dapat tersampaikan dengan baik dan dinikmati oleh penonton.

Busana Tari

Pakaian yang dikenakan dalam sebuah pertunjukan tari memiliki kaitan erat dengan makna yang ingin disampaikan dalam karya seni tersebut. 

Penyesuaian antara konsep tari dan pakaian penari menjadi unsur penting agar pesan yang dibawakan bisa lebih terasa. 

Oleh karena itu, memilih busana yang sesuai dengan tema pementasan menjadi hal yang tidak bisa diabaikan dalam setiap pertunjukan tari.

Perlengkapan Pendukung

Sama seperti dalam jenis tari lainnya, pertunjukan tari kontemporer juga kerap melibatkan perlengkapan tambahan. 

Fungsi dari perlengkapan ini adalah untuk melengkapi keseluruhan tampilan pementasan, sehingga menciptakan kesan yang lebih semarak dan hidup. 

Perlengkapan tersebut tak hanya terbatas pada pakaian penari, namun juga meliputi dekorasi panggung, alat musik pengiring, aksesoris tambahan, dan elemen visual lainnya. 

Semua perlengkapan ini berperan dalam memperkuat penyampaian tema kepada penonton agar dapat lebih mudah dipahami.

Unsur Rinci

Walaupun bukan hal yang mutlak diperlukan, namun memperhatikan unsur-unsur kecil dalam pertunjukan tari dapat memberikan nilai lebih bagi penampilan secara keseluruhan. 

Detail kecil yang disuguhkan pada pertunjukan tari kontemporer akan menambah kesan mendalam dan meningkatkan apresiasi dari penonton. Setiap elemen yang dirancang dengan cermat akan memperkuat daya tarik pertunjukan secara menyeluruh.

Kelima aspek tersebut menjadi kunci dalam menciptakan pertunjukan tari yang memikat perhatian. Seperti halnya pada bentuk tari tradisional, pertunjukan tari kontemporer juga memiliki maksud dan sasaran tertentu yang ingin dicapai.

Fungsi Tari Kontemporer

Jika dalam tarian tradisional tujuannya kerap berkaitan dengan kegiatan ritual atau upacara adat, maka pada jenis tari kontemporer terdapat tiga peran utama yang menjadi alasan mengapa seni pertunjukan ini tetap eksis dan terus diminati oleh masyarakat masa kini. 

Apa saja fungsi-fungsi tersebut? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Sarana hiburan

Fungsi pertama dari tari kontemporer, yaitu sebagai bentuk hiburan. Berbeda dengan tarian tradisional yang sering kali mengandung unsur spiritual atau magis dan dipentaskan dalam konteks seremonial tertentu, tarian kontemporer tidak memiliki muatan spiritual maupun kaitan dengan ritual adat. 

Oleh karena itu, fungsinya lebih diarahkan sebagai tontonan untuk menghibur masyarakat secara umum.

Sarana edukasi

Meskipun tidak mengandung nilai-nilai tradisi yang sakral seperti tarian daerah, tari kontemporer tetap dapat berperan sebagai media pembelajaran. 

Anak-anak ataupun siapa saja bisa mempelajari jenis tari ini dengan lebih mudah karena sifatnya yang terbuka dan bebas dari aturan khusus. 

Hal ini berbeda dengan beberapa tarian daerah, seperti misalnya Tari Cakalele, yang hanya diperbolehkan dipentaskan oleh warga dari komunitas adat tertentu di wilayah Borneo.

Dengan tidak adanya batasan tersebut, siapa pun memiliki kesempatan yang sama untuk mengenal dan mempelajari seni tari kontemporer. 

Selain itu, jenis tarian ini umumnya mengangkat tema-tema tertentu seperti isu kemanusiaan, sehingga penonton tidak sekadar menikmati estetika gerakan tari, tetapi juga bisa memahami pesan moral atau nilai yang ingin disampaikan melalui pertunjukan tersebut.

Sebagai Wujud Artistik

Peran berikutnya dari tari kontemporer, yakni sebagai sarana ekspresi artistik. 

Lewat tarian ini, seorang seniman memiliki ruang yang luas untuk menuangkan ide dan perasaannya melalui gerakan yang tidak terpaku pada aturan baku, dengan menggabungkan iringan musik serta tema-tema yang inovatif. 

Ciri ini tidak ditemukan dalam tari tradisional karena aturan-aturannya sudah ditentukan sejak awal kemunculannya dan cenderung tidak bisa diubah.

Sebagai Sarana Komunikasi

Setiap pertunjukan tari kontemporer bisa difungsikan sebagai media untuk menyampaikan pesan. 

Seniman tidak sekadar menampilkan gerakan baru atau menciptakan koreografi yang menghibur, melainkan juga menyisipkan pesan-pesan tertentu dalam karyanya. 

Pesan tersebut bisa berupa kritik terhadap isu-isu sosial atau bentuk penyampaian ide dan pandangan terhadap suatu hal kepada publik. 

Dengan keunikan penyajiannya, pesan dalam tari kontemporer cenderung lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat.

Sebagai penutup, tari kontemporer adalah wujud seni yang mencerminkan kebebasan berekspresi melalui gerakan dinamis yang relevan dengan konteks zaman masa kini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index