Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan dengan Deteksi ASD Dini

Rabu, 08 Oktober 2025 | 14:48:36 WIB
Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan dengan Deteksi ASD Dini

JAKARTA - Penyakit jantung masih menjadi salah satu ancaman kesehatan utama di Indonesia.

Data terbaru menunjukkan bahwa penyakit jantung menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia, dengan sekitar 1,5% penduduk terdampak.

Di tengah tingginya angka kematian ini, masih banyak masyarakat yang belum memahami jenis-jenis penyakit jantung, termasuk kelainan yang jarang diketahui seperti Atrial Septal Defect (ASD).

ASD merupakan kelainan jantung bawaan yang muncul sejak lahir akibat adanya lubang di septum, dinding yang memisahkan atrium kiri dan kanan jantung.

Akibat kondisi ini, darah dari atrium kiri bisa berpindah ke atrium kanan, mengubah aliran normal darah kaya oksigen dan berisiko menimbulkan komplikasi kesehatan jika tidak ditangani dengan tepat.

Apa Itu ASD dan Cara Kerjanya

Menurut dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), spesialis jantung dan pembuluh darah, atrium adalah ruang atas jantung yang terbagi menjadi sisi kiri dan kanan. Atrium kiri menerima darah kaya oksigen dari paru-paru, sedangkan atrium kanan mengalirkan darah dengan kandungan oksigen lebih rendah ke paru-paru.

“ASD atau defek septum atrium adalah kondisi di mana jantung memiliki lubang pada septum atrium, dinding yang memisahkan atrium kiri dan kanan jantung,” jelas dr. Radityo. Normalnya, septum mencegah darah kaya oksigen bercampur dengan darah yang mengandung karbondioksida. Lubang yang terbentuk pada ASD memungkinkan darah bercampur, dan tingkat keparahannya bergantung pada ukuran lubang serta jumlah darah yang berpindah.

Penderita ASD seringkali tidak menunjukkan gejala jelas pada masa kanak-kanak. Banyak orang baru menyadari adanya kelainan jantung ini saat remaja atau dewasa muda, saat gejala mulai muncul. Hal inilah yang membuat diagnosis dini dan pemahaman masyarakat sangat penting untuk mencegah komplikasi di masa depan.

Gejala dan Deteksi Dini

Gejala ASD bervariasi dan terkadang sulit dikenali. Pada ASD kecil, seringkali tidak diperlukan intervensi karena penderita bisa menjalani kehidupan normal. Namun, jika lubang cukup besar, gejala seperti mudah lelah, sesak napas, atau detak jantung tidak teratur bisa muncul.

Deteksi dini bisa dilakukan melalui pemeriksaan jantung rutin, terutama jika ada riwayat penyakit jantung bawaan dalam keluarga. Teknologi medis seperti ekokardiografi atau ultrasonografi jantung memungkinkan dokter memeriksa septum dan aliran darah antara atrium kiri dan kanan.

“Diagnosis dini sangat penting. Dengan deteksi tepat waktu, dokter dapat menentukan intervensi yang paling sesuai, baik itu pembedahan atau penutupan menggunakan kateter,” terang dr. Radityo.

Penanganan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup penderita secara signifikan serta mencegah komplikasi jangka panjang.

Penanganan dan Pilihan Medis

Penanganan ASD bergantung pada ukuran lubang dan gejala yang dialami pasien. ASD kecil yang tidak menimbulkan masalah bisa dipantau secara rutin tanpa tindakan medis. Sedangkan ASD besar, atau yang menyebabkan komplikasi seperti gagal jantung atau hipertensi paru, memerlukan intervensi lebih lanjut.

Pilihan penanganan meliputi:

-Tindakan kateterisasi jantung, yakni menutup lubang dengan alat khusus yang dimasukkan melalui pembuluh darah.

-Operasi jantung terbuka, dilakukan bila lubang besar atau kateterisasi tidak memungkinkan.

Menurut dr. Radityo, mengetahui adanya ASD pada usia dewasa bukan berarti situasi tak terkendali. Dokter jantung dapat membantu memilih tata laksana terbaik sehingga pasien tetap dapat menjalani kehidupan normal.

Intervensi yang tepat tidak hanya menutup lubang, tetapi juga meminimalkan risiko komplikasi jangka panjang.

Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Salah satu faktor tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit ini. Banyak orang tidak menyadari adanya kelainan bawaan seperti ASD karena gejalanya tidak tampak jelas pada masa kanak-kanak.

Peningkatan edukasi kesehatan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit jantung bawaan penting dilakukan. Penyuluhan mengenai deteksi dini, gejala, serta pilihan penanganan ASD dapat membantu menurunkan risiko komplikasi di masa dewasa.

Dr. Radityo menekankan, “Melakukan diagnosis dini dan intervensi tepat waktu, baik melalui pembedahan atau penutupan dengan kateter, dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah komplikasi jangka panjang.” Kesadaran keluarga, orang tua, dan individu itu sendiri menjadi kunci utama agar kelainan bawaan seperti ASD bisa ditangani lebih cepat dan efektif.

ASD adalah penyakit jantung bawaan yang mungkin tidak tampak gejalanya pada anak-anak, namun dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak diobati.

Penting bagi masyarakat untuk memahami penyakit ini, melakukan pemeriksaan jantung rutin, dan memanfaatkan pilihan penanganan medis yang tersedia. Dengan deteksi dini, penanganan tepat, dan kesadaran yang meningkat, kualitas hidup penderita ASD bisa dijaga dengan optimal.

Terkini