Asal usul sup matahari berasal dari tradisi kuliner khas Solo, Jawa Tengah, yang menyimpan cerita dan latar belakang yang menarik.
Hidangan ini juga dikenal dengan nama lain, yaitu “Sup Bunga Matahari,” karena bentuk penyajiannya yang menyerupai kelopak bunga matahari saat disajikan di meja makan.
Sup ini bukan sekadar sajian biasa, melainkan memiliki tampilan yang artistik dan cita rasa yang khas.
Biasanya disajikan dengan isian berupa daging ayam cincang, jamur, wortel, dan telur yang dikocok, lalu dibungkus dengan kulit pangsit atau telur dadar tipis.
Ketika kuah panas dituangkan, bungkus tersebut akan mengembang dan menyerupai bentuk bunga matahari, menciptakan kesan visual yang menarik sekaligus menggugah selera.
Kuah supnya sendiri bening dan gurih, dibuat dari kaldu ayam yang dimasak dengan bumbu sederhana namun menghasilkan rasa yang dalam dan hangat.
Sup ini sering disajikan dalam acara khusus atau sebagai hidangan pembuka dalam jamuan makan tradisional.
Keunikan dari tampilan dan rasa menjadikan sup ini sebagai salah satu warisan kuliner yang patut dilestarikan.
Asal usul sup matahari tidak hanya mencerminkan kreativitas dalam penyajian makanan, tetapi juga memperlihatkan kekayaan budaya kuliner Jawa Tengah yang penuh makna dan estetika.
Asal Usul Sup Matahari
Asal usul sup matahari berkaitan erat dengan tradisi kuliner khas Solo yang telah lama menjadi bagian dari berbagai acara penting seperti pernikahan, hajatan, dan pertemuan resmi.
Hidangan ini biasanya disajikan sebagai pembuka yang tampil elegan dan mampu membangkitkan selera.
Jejak sejarahnya sering dikaitkan dengan dapur Keraton Surakarta, di mana pada masa lampau, para juru masak istana menyiapkan sup ini untuk menjamu tamu kehormatan dan anggota keluarga kerajaan.
Sup tersebut mencerminkan kemahiran memasak tingkat tinggi serta nuansa keanggunan dalam penyajiannya.
Dalam komposisinya, terlihat pengaruh kuat dari kuliner Tionghoa, terutama pada penggunaan kulit lumpia yang menyerupai pangsit dan teknik membungkus isian.
Interaksi budaya dan perdagangan antara masyarakat Jawa dan Cina yang telah berlangsung lama turut memperkaya cita rasa dan bentuk penyajian hidangan ini.
Nama “sup matahari” berasal dari tampilannya yang unik. Daging cincang dibungkus dengan kulit lumpia, lalu dikukus hingga matang.
Ketika disajikan dalam mangkuk berisi kuah panas, kulit lumpia tersebut akan mengembang dan terbuka menyerupai kelopak bunga matahari yang sedang mekar.
Isian dari sup ini biasanya terdiri atas campuran daging ayam, udang, dan sayuran yang telah dicincang halus, kemudian dibumbui dengan rempah-rempah khas Jawa.
Kuah bening yang digunakan berasal dari kaldu ayam yang gurih, menambah kelezatan dan kehangatan pada setiap suapan. Sup ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan rasa kenyang yang memuaskan.
Filosofi Sup Matahari
Sup Matahari bukan sekadar sajian yang menggugah selera dan memanjakan mata, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam, tercermin dari cara pembuatannya hingga penyajiannya.
Berikut adalah beberapa nilai yang terkandung dalam hidangan ini:
1. Makna Kehangatan dan Sumber Kehidupan
Nama hidangan ini mencerminkan peran matahari sebagai pemberi kehangatan dan kehidupan.
Sup ini disajikan dalam keadaan panas, memberikan rasa hangat kepada penikmatnya, layaknya sinar matahari yang menyinari dan menghidupkan bumi.
Kehangatan tersebut menjadi simbol harapan agar makanan ini membawa kebahagiaan dan semangat positif bagi siapa pun yang menikmatinya.
2. Nilai Estetika dan Keseimbangan
Tampilan sup yang menyerupai bunga matahari yang sedang mekar mencerminkan keindahan dan keseimbangan.
Setiap komponen dalam hidangan ini, mulai dari bahan isian hingga kulit pembungkus, disusun dengan teliti untuk menghasilkan bentuk yang indah dan menarik.
Hal ini mencerminkan penghargaan terhadap seni dan estetika dalam budaya Jawa, yang menempatkan keindahan sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
3. Lambang Persatuan dan Harmoni
Sup ini terdiri dari berbagai bahan yang diolah menjadi satu kesatuan dan dibungkus dengan kulit lumpia.
Komposisi tersebut melambangkan kebersamaan dan keharmonisan, di mana unsur-unsur yang berbeda berpadu menjadi satu hidangan yang lezat.
Makna ini juga dapat diartikan sebagai simbol kebersamaan dalam keluarga atau masyarakat, di mana individu dengan latar belakang dan sifat yang beragam bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
4. Lambang Kemegahan dan Status Sosial
Sup Matahari kerap disajikan dalam berbagai acara resmi dan perayaan kerajaan, memberikan nuansa kemegahan serta mencerminkan kedudukan sosial yang tinggi.
Hidangan ini menunjukkan perhatian yang besar terhadap estetika dan detail, ciri khas dari sajian istana. Tampilan yang memukau dan cita rasa yang kaya menjadi bentuk penghormatan kepada tamu yang dianggap istimewa.
5. Simbol Penghormatan dan Apresiasi
Kehadiran hidangan ini dalam jamuan khusus menjadi wujud penghargaan kepada tamu yang diundang. Sup tersebut mencerminkan rasa hormat dan ucapan terima kasih dari tuan rumah, sekaligus menunjukkan niat untuk menyajikan yang terbaik.
Nilai ini sejalan dengan tradisi keramahan dan penghargaan yang dijunjung tinggi dalam budaya Jawa.
6. Cerminan Ketekunan dan Keahlian
Proses pembuatan Sup Matahari menuntut ketelitian dan kesabaran. Mulai dari meracik isian, membungkus dengan presisi, hingga mengukus dan menyajikan secara sempurna, semuanya membutuhkan dedikasi dan keterampilan tinggi.
Filosofi yang terkandung di dalamnya mengajarkan bahwa keindahan dan kelezatan hanya bisa dicapai melalui kerja keras dan komitmen yang sungguh-sungguh.
Resep Sup Matahari
Sup Matahari merupakan hidangan bernutrisi yang menggabungkan kelembutan telur kaya protein, kuah kaldu ayam yang gurih, serta aneka sayuran yang melengkapi kandungan gizinya.
Tak ada salahnya mencoba membuatnya sendiri di rumah, dan salah satu versi yang bisa dicoba adalah kreasi dari Devina Hermawan berikut ini:
Bahan untuk Kulit:
- Telur sebanyak 2 butir
- Tepung terigu protein sedang sebanyak 5 sendok makan
- Air sebanyak 50 ml
- Kaldu ayam bubuk sebanyak 1 sendok teh
Bahan Isian Ayam:
- Ayam giling sebanyak 250 gram
- Putih telur 1 butir
- Bawang putih 1 siung
- Saus tiram ½ sendok makan
- Merica ¼ sendok teh
- Garam 1 sendok teh
- Gula pasir 2 sendok teh
- Maizena 1 sendok makan
- Air 2 sendok makan
Bahan Kuah:
- Bawang putih 4 siung
- Bawang merah 4 siung
- Daun bawang 1 batang
- Seledri 1 batang
- Pala ½ butir
- Kaldu ayam bubuk 2 sendok makan
- Garam 1 sendok teh
- Gula pasir 1 sendok teh
- Merica secukupnya
- Air sebanyak 1,5 liter
Bahan Pelengkap:
- Sosis 1 buah
- Soun matang 100 gram
- Jamur kuping 60 gram
- Wortel 60 gram
- Daun bawang 1 batang
- Bawang merah goreng secukupnya
Langkah Pembuatan:
1. Campurkan telur, tepung terigu, dan kaldu ayam bubuk dalam mangkuk, aduk rata, lalu tambahkan air dan aduk kembali hingga tercampur sempurna.
2. Panaskan sedikit minyak di wajan, tuang adonan kulit sebanyak ¾ centong sayur, masak sebentar, angkat dan ulangi hingga adonan habis.
3. Geprek bawang putih dan bawang merah, tumis hingga harum dan berwarna kecokelatan.
4. Tambahkan air, pala, daun bawang, seledri, kaldu bubuk, garam, gula, dan merica, masak hingga mendidih. Setelah itu, angkat daun bawang dan seledri dari kuah.
5. Iris sosis, parut wortel, iris jamur kuping dan daun bawang, serta gunting soun menjadi potongan pendek.
6. Dalam mangkuk, campurkan ayam giling, bawang putih parut, garam, gula, merica, saus tiram, putih telur, maizena, dan air, aduk hingga rata.
7. Tambahkan sebagian jamur, soun, wortel, dan sosis ke dalam adonan ayam, aduk kembali.
8. Ambil kulit yang telah dimasak, susun sosis, jamur, wortel, daun bawang, dan soun, lalu letakkan adonan ayam di atasnya dan lipat membentuk bulatan.
9. Kukus selama 10–15 menit, lalu dinginkan selama 5–10 menit sebelum dibelah.
10. Sajikan dengan kuah kaldu panas dan taburan bawang goreng.
Sup Matahari ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyajikan kehangatan dan keindahan dalam satu mangkuk. Cocok untuk dinikmati bersama keluarga di berbagai kesempatan istimewa.
Berikut ini adalah dua variasi resep Sup Matahari yang bisa dicoba di rumah, masing-masing dengan bahan dan langkah yang berbeda namun tetap mempertahankan cita rasa khas dan tampilan yang menyerupai kelopak bunga.
Versi Pertama
Bahan Adonan Daging:
- 500 gram dada ayam
- 4 siung bawang putih
- ½ sendok teh garam
- ½ sendok teh kaldu bubuk
- ¼ sendok teh pala bubuk
- ½ sendok teh merica bubuk
- 1 butir telur
- 100 gram es batu yang telah dihancurkan
Bahan Isian:
- 1 buah wortel besar, diparut
- 1 buah jagung manis, dipipil
- 20 gram jamur kuping kering, direndam hingga mengembang
Bahan Kulit Telur:
- 3 butir telur
- 1 sendok makan tepung tapioka
- 100 ml air
- 4 sendok makan minyak goreng
Bahan Kuah:
- 1 tulang dada ayam
- 1 bawang bombay kecil
- 5 siung bawang putih, dihaluskan
- 1 buah tomat
- 2 batang daun bawang dan 4 batang seledri, diikat
- ½ butir pala utuh
- ½ sendok teh merica bubuk
- 1–2 sendok teh garam
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 4 butir cengkeh
- 1 sendok makan margarin
- 1 liter air
Langkah Pembuatan:
1. Campurkan bahan kulit, aduk rata, lalu masak di teflon hingga membentuk lembaran tipis.
2. Haluskan semua bahan adonan daging menggunakan food processor. Siapkan isian, iris jamur kuping.
3. Letakkan kulit telur di atas cetakan, isi dengan adonan daging, wortel, jagung, dan jamur. Lipat membentuk segi lima, kukus selama 30 menit.
4. Rebus tulang ayam sebentar, buang airnya, lalu rebus kembali dengan air bersih. Tumis bawang putih, masukkan ke dalam rebusan bersama tomat, rempah, dan bumbu lainnya. Masak hingga mendidih.
5. Belah kulit telur menjadi lima bagian menyerupai kelopak bunga, tata dalam mangkuk, dan siram dengan kuah panas.
Versi Kedua
Bahan Isian:
- 1 potong dada ayam
- 1 sendok makan tepung maizena
- 2 siung bawang putih
- ½ buah bawang bombay
- 1 sendok teh garam
- ½ sendok teh penyedap
- Lada bubuk secukupnya
- 1 sendok makan minyak
- Wortel secukupnya (opsional)
Bahan Kulit Telur:
- 3 butir telur
- 1 sendok makan tepung terigu
- 1 sendok makan tepung maizena
- Garam, lada bubuk, dan gula pasir secukupnya
- 20 ml air
Bahan Kuah:
- 500 ml air
- 1–2 potong tulang ayam
- 3 siung bawang putih
- ½ buah bawang bombay
- 1–2 cm jahe, digeprek
- Pala parut secukupnya
- Batang daun bawang
- 1 sendok teh penyedap
- 1 sendok teh garam
- ½ sendok teh gula pasir
Langkah Pembuatan:
1. Haluskan semua bahan isian menggunakan chopper, sisihkan.
2. Campur bahan kulit, aduk rata, lalu masak di teflon anti lengket hingga membentuk lembaran.
3. Tumis bawang putih hingga harum, tambahkan bawang bombay dan tulang ayam, tumis sebentar.
4. Rebus air, masukkan tumisan dan bumbu lainnya, koreksi rasa, lalu tambahkan daun bawang.
5. Kukus adonan matahari yang telah dibentuk, sajikan dengan kuah hangat.
Sup Matahari Khas Solo
Berikut adalah resep lengkap Sup Matahari khas Solo yang dikenal sebagai hidangan pembuka elegan dengan cita rasa gurih dan tampilan menyerupai bunga mekar:
Bahan Kulit Telur:
- 4 butir telur ayam
- 4 sendok makan tepung maizena
- 3 sendok makan minyak goreng
- 3 sendok makan air suhu ruang
- Sejumput garam
- ½ sendok teh kaldu bubuk
- ¼ sendok teh lada bubuk
Campurkan semua bahan hingga merata, lalu buat dadar tipis satu per satu di atas wajan datar. Sisihkan setelah matang.
Bahan Kuah Kaldu:
- 2 liter air
- Tulang ayam secukupnya (bisa ditambah ceker)
- 4 siung bawang merah, cincang
- 4 siung bawang putih, cincang
- ½ buah bawang bombay, iris tipis
- 1 batang daun bawang
- 1 batang seledri
- 2 butir cengkeh
- ¼ sendok teh pala bubuk
- ½ sendok teh merica bubuk
- Garam, gula pasir, dan kaldu bubuk secukupnya
Tumis bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay hingga harum. Tambahkan air dan tulang ayam, lalu masukkan semua bumbu dan rempah. Masak dengan api kecil agar kaldu keluar sempurna. Tambahkan daun bawang dan seledri di akhir proses.
Bahan Adonan Daging:
- 250 gram dada ayam, haluskan
- ½ buah bawang bombay, cincang
- 2 sendok teh bawang putih bubuk (atau 1 siung bawang putih halus)
- Merica bubuk secukupnya
- ¼ sendok teh pala bubuk
- ¼ sendok teh garam
- ½ sendok teh kaldu bubuk
- 1 sendok teh gula
- 1 sendok makan tepung maizena
- 1 sendok makan tepung terigu
- 3 sendok makan tepung roti
- 1 sendok teh minyak goreng
- 1 butir telur
Campurkan semua bahan hingga adonan tercampur rata dan siap digunakan.
Bahan Isian Sayur:
- 2 buah wortel, diparut
- 50 gram jamur kuping, rendam air panas lalu iris kecil
- 50 gram jamur putih, rendam air panas lalu iris kecil
- 2 batang seledri, rajang halus
- 2 buah sosis, iris kecil
Langkah Penyusunan dan Pengukusan:
1. Siapkan selembar kulit dadar.
2. Letakkan isian berupa sosis, wortel, jamur kuping, jamur putih, dan seledri.
3. Tambahkan adonan ayam giling di bagian atas.
4. Lipat kulit membentuk bundaran tertutup.
5. Kukus selama 20–30 menit dengan api sedang, menggunakan alas daun pisang yang telah diolesi minyak.
6. Setelah matang, biarkan dingin di suhu ruang.
Penyajian:
Ambil satu buah Sup Matahari, iris kulitnya dengan pisau tajam hingga terbuka menyerupai kelopak bunga.
Letakkan dalam mangkuk, siram dengan kuah panas, dan taburi bawang goreng. Sajikan selagi hangat untuk menikmati kelezatan dan keindahan dalam satu sajian.
Sebagai penutup, menelusuri asal usul sup matahari mengungkap kekayaan tradisi kuliner Jawa yang sarat makna, keindahan, dan cita rasa yang tak lekang oleh waktu.