Apa Itu Carolina Reaper dan Bahayanya yang Perlu Diketahui

Bru
Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:10:50 WIB
apa itu Carolina Reaper

Apa itu Carolina Reaper? Ini adalah salah satu varietas cabai yang dikenal memiliki tingkat kepedasan paling tinggi di dunia. 

Cabai ini merupakan hasil dari persilangan antara ghost pepper—yang sebelumnya menyandang gelar cabai terpedas—dengan habanero merah. Kombinasi tersebut menghasilkan jenis cabai dengan sensasi pedas yang sangat ekstrem.

Skala kepedasan Carolina Reaper berada di angka sekitar 1.539.300 Scoville Heat Units (SHU), dan dalam beberapa kasus bisa mencapai lebih dari 2.200.000 SHU. 

Angka ini menunjukkan betapa luar biasanya tingkat pedas yang dimiliki oleh cabai ini. Selain rasanya yang menyengat, bentuk dan warna Carolina Reaper juga cukup mencolok, menjadikannya menarik secara visual.

Karena tingkat kepedasannya yang luar biasa, cabai ini sering dijadikan bahan dalam berbagai tantangan makanan pedas dan eksperimen ketahanan tubuh terhadap rasa panas. 

Dalam pembahasan lebih lanjut, kita bisa menelusuri asal-usulnya, ciri-ciri fisiknya, serta bagaimana cabai ini menjadi sorotan global sebagai salah satu cabai paling ekstrem yang pernah ada.

Apa itu Carolina Reaper bukan hanya soal rasa pedas yang luar biasa, tetapi juga tentang bagaimana sebuah varietas cabai bisa menjadi ikon dalam dunia kuliner dan tantangan ekstrem.

Apa Itu Carolina Reaper?

Apa itu Carolina Reaper? Ini adalah jenis cabai yang dikenal sebagai yang paling pedas di dunia, dikembangkan oleh seorang petani bernama Ed Currie. 

Ia menciptakan varietas ini melalui persilangan antara naga Pakistan dan habanero merah yang berasal dari Pulau St. Vincents di wilayah Hindia Barat. Cabai ini juga dikenal dengan sebutan lada HP22B. 

Nama tersebut memiliki makna khusus: "HP" merupakan singkatan dari "high power" atau kekuatan tinggi, angka "22" merujuk pada pot tempat cabai tersebut ditanam, dan huruf "B" menunjukkan urutan tanamannya, yaitu tanaman B. 

Nama Carolina Reaper sendiri dipilih melalui sebuah kompetisi penamaan yang diadakan oleh Ed Currie.

Menurut informasi dari Suara.com, tingkat kepedasan Carolina Reaper berada di kisaran 1.400.000 hingga 2.200.000 unit panas Scoville. 

Jika dibandingkan dengan jalapeno yang hanya memiliki sekitar 5.000 unit panas Scoville, Carolina Reaper jauh lebih pedas—bahkan bisa mencapai 175 hingga 880 kali lipat lebih panas.

Secara fisik, bentuk cabai ini cukup unik. Ukurannya berkisar antara 2,5 hingga 7 cm, dengan bentuk pendek, agak bulat dan penyok, kulit bergelombang, serta ujung yang sedikit meruncing. Warnanya terang dan mencolok, membuatnya mudah dikenali.

Cabai ini bisa dikonsumsi, namun tidak disarankan untuk dimakan secara utuh. Biasanya, Carolina Reaper diolah menjadi saus salsa, saus kemasan, atau bubuk cabai. Untuk keamanan, sebaiknya hanya digunakan dalam jumlah kecil.

Saat mengolah cabai ini, sangat dianjurkan untuk memakai sarung tangan dan kacamata pelindung. Kontak langsung dengan kulit dapat menimbulkan rasa panas dan iritasi. Aromanya pun sangat tajam, bisa menyebabkan mata berair dan perih.

Kandungan utama yang menyebabkan rasa pedas ekstrem adalah capsaicin. Selain itu, cabai ini juga mengandung serat, vitamin C, berbagai mineral, serta senyawa fenolik yang termasuk dalam kelompok fitonutrien.

Mengonsumsi Carolina Reaper dapat menimbulkan efek samping yang serius, jauh lebih parah dibandingkan dengan cabai biasa. 

Beberapa reaksi yang mungkin terjadi antara lain iritasi pada tenggorokan, muntah, mual, diare, dan rasa panas saat buang air besar. Dalam kasus ekstrem, konsumsi cabai ini juga bisa memicu gangguan pada otak yang berpotensi menyebabkan stroke.

Bahaya Carolina Reaper

Mengonsumsi cabai jenis Carolina Reaper dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang bisa terjadi pada tubuh, berdasarkan informasi dari sumber kesehatan terpercaya:

1. Sensasi Terbakar di Area Mulut 

Saat mengonsumsi makanan dengan tingkat kepedasan tinggi, mulut akan merasakan sensasi seperti terbakar atau tersengat. 

Hal ini disebabkan oleh kandungan capsaicin yang menempel pada reseptor rasa di lidah, yang kemudian mengirimkan sinyal ke otak sebagai rasa panas.  

Efek ini akan semakin intens jika cabai yang dikonsumsi memiliki kadar capsaicin yang sangat tinggi, seperti Carolina Reaper. 

Selain rasa terbakar, gejala lain yang mungkin muncul adalah pembengkakan di sekitar mulut, keluarnya lendir dari hidung, keringat berlebih, dan mata berair.

2. Masalah pada Sistem Pencernaan

Tubuh merespons rasa pedas sebagai bentuk rasa sakit, sehingga bereaksi seolah-olah sedang menghadapi zat beracun. 

Akibatnya, konsumsi cabai ekstrem dapat memicu gangguan pencernaan seperti muntah, mual, nyeri perut, kram, diare, dan rasa panas saat buang air besar.  

Jika dikonsumsi saat perut kosong, cabai ini bisa menyebabkan kram perut yang sangat menyakitkan dan muntah hebat. Dalam beberapa kasus, muntah yang terlalu kuat dapat melukai kerongkongan. 

Salah satu contoh ekstrem adalah seorang pria yang mengalami luka serius pada kerongkongan setelah mengonsumsi puree cabai super pedas.  

Luka tersebut bukan langsung disebabkan oleh cabai, melainkan oleh naiknya asam lambung dan kontraksi keras saat muntah, yang menyebabkan kerongkongan mengalami robekan atau lubang.

3. Risiko Penyempitan Pembuluh Darah di Otak 

Sebuah laporan dari The Guardian tahun 2018 mengungkapkan kasus seorang pria yang mengalami gangguan kesehatan setelah mengikuti tantangan makan Carolina Reaper. 

Ia merasakan mual dan nyeri di leher, yang kemudian berkembang menjadi sakit kepala mendadak dan sangat intens, dikenal sebagai thunderclap headache.  

Pemeriksaan CT scan menunjukkan bahwa pria tersebut mengalami kondisi yang disebut reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS), yaitu penyempitan sementara pada beberapa arteri di otak. 

Walaupun kondisinya membaik dalam waktu lima minggu, RCVS diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.

Dari berbagai kasus tersebut, jelas bahwa konsumsi Carolina Reaper tidak boleh dianggap remeh. 

Cabai ini memiliki tingkat kepedasan yang ekstrem dan dapat memicu reaksi tubuh yang berbahaya, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau tanpa persiapan yang tepat.

4. Risiko Terjadinya Serangan Jantung 

Mengonsumsi cabai dengan tingkat kepedasan ekstrem seperti Carolina Reaper dapat memicu gangguan serius pada sistem kardiovaskular. 

Kandungan capsaicin yang sangat tinggi dalam cabai ini berpotensi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang mengalir ke jantung. 

Ketika aliran darah yang membawa oksigen ke jantung terganggu, risiko terjadinya serangan jantung meningkat. Gejala yang muncul biasanya berupa nyeri dada yang sangat intens dan mendadak.

5. Penyempitan Arteri di Otak 

Efek lain yang dapat ditimbulkan dari konsumsi cabai super pedas ini adalah gangguan pada pembuluh darah di otak. 

Dalam beberapa kasus, individu mengalami kondisi yang dikenal sebagai reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS), yaitu penyempitan sementara pada arteri otak. 

Gejala awalnya berupa sakit kepala dan nyeri leher yang sangat tajam, dengan intensitas yang memuncak dalam waktu kurang dari satu menit. 

Meskipun kondisi ini telah tercatat dalam beberapa laporan medis, mekanisme pasti bagaimana capsaicin dapat memicu penyempitan pembuluh darah di otak masih belum sepenuhnya dipahami.

6. Kerusakan pada Dinding Kerongkongan 

Cabai dengan tingkat kepedasan ekstrem juga dapat menyebabkan cedera serius pada saluran pencernaan bagian atas. Tubuh bisa menganggap capsaicin sebagai zat yang berbahaya, sehingga memicu reaksi berupa muntah untuk mengeluarkan zat tersebut. 

Jika muntah terjadi secara berulang dan dengan intensitas tinggi, makanan dari lambung yang terus naik ke kerongkongan dapat menyebabkan iritasi parah. 

Dalam kondisi ekstrem, hal ini bisa menyebabkan robekan pada dinding kerongkongan, yang dikenal sebagai perforasi esofagus. Cedera semacam ini memerlukan penanganan medis segera karena dapat membahayakan keselamatan individu.

Jenis-Jenis Cabai Terpedas di Dunia

Cabai dengan tingkat kepedasan ekstrem tidak hanya terbatas pada Carolina Reaper. Berdasarkan informasi dari sumber terpercaya, berikut adalah beberapa jenis cabai lain yang juga dikenal sebagai yang paling pedas di dunia:

1. Naga Viper (1.250.000–1.350.000 SHU)

Jenis cabai ini memiliki ciri khas berupa warna merah menyala dan permukaan kulit yang tampak berkerut. 

Tingkat kepedasannya berada di kisaran 1.250.000 hingga 1.350.000 satuan Scoville Heat Unit (SHU), menjadikannya sekitar 12 hingga 13 kali lebih pedas dibandingkan cabai rawit yang umum dijual di pasar.  

Naga Viper merupakan hasil persilangan dari tiga varietas cabai super pedas: ghost pepper, naga morich, dan Trinidad scorpion. Proses rekayasa ini dilakukan oleh seorang petani asal Inggris bernama Gerald Fowler. 

Pada tahun 2011, cabai ini sempat dinobatkan sebagai yang terpedas di dunia oleh Guinness World Records.

2. 7 Pot Douglah (1.853.986 SHU)

Cabai ini juga dikenal dengan nama chocolate 7 pot karena warna kulitnya yang cokelat gelap. Untuk mencapai kematangan sempurna, cabai ini membutuhkan waktu sekitar 90 hari. 

Setelah matang, cabai ini menghasilkan minyak capsaicin dengan tingkat kepedasan mencapai 1.853.986 SHU, atau sekitar 18 kali lebih pedas dari cabai rawit yang biasa dikonsumsi di Indonesia.

3. Trinidad Moruga Scorpion (2.001.000 SHU) 

Cabai ini berasal dari wilayah Moruga di negara Trinidad dan Tobago. Bentuknya sekilas menyerupai buah stroberi, namun jangan tertipu oleh penampilannya. 

Tingkat kepedasannya mencapai 2.001.000 SHU, menjadikannya sekitar 20 kali lebih pedas dibandingkan cabai rawit.  

Dari segi rasa, cabai ini memiliki sedikit rasa manis di awal, namun rasa pedasnya akan semakin terasa seiring waktu saat dikunyah. Setelah beberapa saat, sensasi panas yang ditimbulkan menjadi sangat intens dan sulit untuk ditoleransi.

4. Carolina Reaper (1.600.000–2.200.000 SHU)

Cabai ini termasuk dalam jajaran cabai paling pedas di dunia, dengan tingkat kepedasan yang berkisar antara 1.600.000 hingga 2.200.000 satuan Scoville Heat Unit (SHU), atau sekitar 16 kali lebih pedas dibandingkan cabai rawit. 

Carolina Reaper merupakan hasil pengembangan oleh Ed Currie, seorang ahli budidaya cabai dari Amerika Serikat.  

Cabai ini merupakan hasil persilangan antara naga viper dan sweet habanero. Rasanya memiliki nuansa manis seperti buah, disertai aroma khas yang menyerupai kayu manis dan cokelat. 

Sensasi pedas yang sangat kuat tidak langsung terasa, melainkan muncul beberapa saat setelah dikonsumsi.

5. Dragon’s Breath (2.483.584 SHU)

Cabai ini berasal dari Inggris dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Meski demikian, tingkat kepedasannya sangat tinggi, mencapai 2.483.584 SHU. 

Setelah dikonsumsi, cabai ini dapat menimbulkan sensasi terbakar di mulut dan bahkan membuat lidah terasa mati rasa untuk sementara waktu. Karena efek tersebut, cabai ini sedang diteliti untuk digunakan sebagai bahan anestesi alami.

6. Pepper X (3.180.000–3.200.000 SHU) 

Pepper X merupakan hasil eksperimen panjang oleh Ed Currie, yang telah melakukan penelitian selama lebih dari satu dekade dengan menyilangkan berbagai varietas cabai. 

Tingkat kepedasannya mencapai antara 3.180.000 hingga 3.200.000 SHU, menjadikannya sekitar 31 kali lebih pedas dibandingkan cabai rawit biasa.  

Karena tingkat kepedasannya yang sangat ekstrem, konsumsi cabai ini dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Oleh karena itu, distribusi dan penjualannya dilakukan dengan pengawasan ketat.

Cabai-cabai dengan tingkat kepedasan luar biasa ini menawarkan pengalaman yang unik bagi para penggemar rasa pedas. 

Carolina Reaper, yang telah diakui sebagai cabai terpedas di dunia oleh Guinness World Records, menjadi ikon dalam dunia cabai ekstrem.  

Dengan tingkat kepedasan yang bisa mencapai lebih dari 2.200.000 SHU, cabai ini memberikan sensasi yang tidak hanya membakar lidah, tetapi juga memicu rasa penasaran dan tantangan bagi mereka yang berani mencobanya. 

Dikenal sebagai hasil persilangan antara ghost pepper dan habanero merah, Carolina Reaper menunjukkan betapa luar biasanya kekuatan alami yang dimiliki oleh berbagai jenis cabai.

Sebagai penutup, apa itu Carolina Reaper bukan sekadar cabai, tapi simbol ekstremnya rasa pedas yang menantang batas lidah dan jadi legenda di dunia kuliner global.

Terkini