Pengertian Biaya Investasi, Jenis, dan Simulasi Hitungannya

Bru
Selasa, 05 Agustus 2025 | 09:28:51 WIB
pengertian biaya investasi

Pengertian biaya investasi merupakan salah satu hal mendasar yang penting dipahami sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia investasi. 

Investasi sendiri kini bukan lagi hal asing, karena hampir semua lapisan masyarakat sudah mulai melirik dan menjalankannya. 

Pilihannya pun beragam, mulai dari saham, reksadana, logam mulia seperti emas, deposito, obligasi, hingga aset digital seperti kripto, dan masih banyak jenis lainnya. 

Alasan orang berinvestasi pun sangat bervariasi, mulai dari ingin memperluas kepemilikan aset, merancang keuangan jangka pendek seperti memenuhi impian tertentu, sampai mempersiapkan masa depan jangka panjang seperti dana pensiun.

Setiap instrumen memiliki karakter risiko yang berbeda-beda. Ada yang risikonya rendah, sedang, hingga tinggi. 

Kalau kamu memilih jenis investasi dengan risiko tinggi namun mampu menerapkan strategi yang tepat, potensi untuk memperoleh hasil yang besar juga semakin terbuka lebar. Namun, dalam praktiknya, investasi bukan hanya soal menanamkan dana. 

Supaya hasilnya optimal, kamu juga harus memahami berbagai aspek penting dalam dunia investasi. Salah satu yang bisa kamu pelajari lebih dulu adalah soal biaya yang menyertai investasi itu sendiri.

Mungkin terdengar mengejutkan bahwa investasi juga memerlukan pengeluaran tambahan. Faktanya, semakin aktif kamu melakukan transaksi, maka semakin besar pula biaya investasi yang perlu kamu keluarkan. 

Tak hanya itu, ada pula instrumen tertentu yang membebankan pajak penghasilan kepada investor. Pajak tersebut juga tergolong dalam komponen biaya yang wajib diperhitungkan saat kamu berinvestasi. 

Dengan memahami hal ini sejak awal, kamu bisa menghindari kebingungan ketika melihat jumlah biaya yang dikenakan, dan tentu saja bisa lebih siap dalam menjalani proses investasimu. 

Maka dari itu, pastikan kamu membaca pembahasan ini hingga akhir agar tidak melewatkan informasi penting seputar pengertian biaya investasi dan segala hal yang berkaitan dengannya.

Pengertian Biaya Investasi

Sebelum memutuskan untuk menanamkan dana dalam sebuah instrumen investasi, sebaiknya kamu memahami lebih dulu pengertian biaya investasi. 

Dengan mempelajarinya sejak awal, kamu dapat menghindari perasaan kecewa atau bingung ketika nilai investasi yang kamu tarik ternyata tidak sesuai dengan perkiraan awal yang sudah dihitung sebelumnya.

Secara umum, biaya investasi merujuk pada biaya transaksi yang wajib dibayarkan setiap kali kamu melakukan pembelian atau penjualan aset investasi. 

Jumlahnya bisa bervariasi, tergantung dari jenis instrumen yang dipilih serta platform atau perusahaan sekuritas yang kamu gunakan. Meski setiap transaksi dikenai biaya tertentu, kamu tak perlu merasa khawatir. 

Pasalnya, biaya yang relatif kecil tersebut tidak akan secara langsung mengurangi hasil keuntungan dari investasi yang kamu lakukan, sehingga hasil akhir tetap bisa kamu nikmati dengan tenang dan aman.

Jenis Biaya Investasi

Pengeluaran yang terkait dengan aktivitas investasi memiliki berbagai fungsi, mulai dari biaya untuk layanan perantara hingga kewajiban perpajakan. Masing-masing instrumen memiliki struktur biaya yang berbeda-beda. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis pengeluaran yang umumnya muncul dari beberapa pilihan investasi yang saat ini cukup banyak diminati.

1. Pengeluaran pada Investasi Saham

Dalam kegiatan jual beli saham, terdapat sejumlah biaya transaksi yang perlu dibayar setiap kali melakukan pembelian atau penjualan. Berikut ini adalah rincian biaya yang umumnya dikenakan:

Komisi untuk pihak perantara

Jika kamu memanfaatkan layanan dari perusahaan yang menyediakan akses untuk transaksi saham, maka kamu akan dikenai komisi sekitar 0,15–2,5 persen atau bisa juga berkisar antara 0,25–0,35 persen, tergantung pada penyedia layanan yang digunakan. 

Besaran ini biasanya sudah mencakup Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Biaya transaksi dari Bursa Efek Indonesia

Pengeluaran tambahan juga akan muncul dari pungutan oleh BEI, yang mencakup berbagai elemen seperti biaya dari Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek, lembaga kliring seperti KPEI, serta dana penjaminan. 

Jumlahnya kurang lebih sebesar 0,04 persen dari total transaksi yang dilakukan.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Setiap kegiatan jual dan beli saham juga dikenakan PPN sebesar 0,03 persen.

Pajak penghasilan (PPh)

Dalam setiap transaksi saham, investor juga akan dibebankan PPh final sebesar 0,01 persen. Pajak ini akan dipungut oleh pihak penyedia layanan atau sekuritas tempat transaksi dilakukan.

2. Pengeluaran pada Investasi Aset Kripto

Walaupun tergolong baru dalam dunia investasi, aset digital seperti kripto juga memiliki sejumlah biaya yang harus diperhitungkan. 

Biaya tersebut antara lain meliputi ongkos transaksi untuk membeli atau menjual aset, penarikan dana, serta biaya setoran ke dalam akun yang digunakan. Besarannya bergantung pada platform atau penyedia layanan yang kamu pilih. 

Keunggulan lainnya, investasi kripto biasanya dapat dimulai dengan dana yang relatif kecil dan tidak dibebani pajak saat transaksi berlangsung.

3. Pengeluaran pada Investasi Reksadana

Reksadana menjadi salah satu bentuk investasi yang kini semakin populer, terutama di kalangan generasi milenial yang baru memulai perjalanan sebagai investor. 

Salah satu alasannya adalah karena instrumen ini tidak membutuhkan modal besar dan memiliki tingkat risiko yang relatif lebih rendah.

Berbeda dengan saham, tidak semua platform reksadana membebankan biaya kepada investornya. Beberapa institusi bahkan memberikan fasilitas bebas biaya transaksi untuk jenis reksadana tertentu.

Namun demikian, ada juga produk reksadana yang hanya menerapkan biaya saat penjualan unit dilakukan, sedangkan saat pembelian tidak dikenakan biaya sama sekali—dan berlaku pula sebaliknya. 

Dalam struktur pengeluaran pada reksadana, secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis biaya utama:

a. Biaya yang menjadi tanggungan investor

Kategori ini mencakup biaya ketika membeli unit reksadana (subscription fee), menjual kembali unit (redemption fee), mengalihkan unit ke produk lain (switching fee), dan biaya transfer antar rekening.

  • Biaya pembelian unit (selling/subscription fee) biasanya dibebankan saat investor membeli produk reksadana. Jenis biaya ini terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:
  • Biaya pembukaan awal (subscription), yaitu pengeluaran pertama saat investor mulai membuka akun reksadana.
  • Biaya penambahan dana (top up), yang dikenakan ketika investor menyetor tambahan modal ke dalam reksadana. Jumlahnya bergantung pada kebijakan masing-masing manajer investasi. 

Beberapa mensyaratkan minimum tertentu, sementara lainnya mensyaratkan nominal lebih tinggi dari setoran awal.

  • Biaya autodebit, yaitu penambahan dana investasi secara otomatis berdasarkan jadwal bulanan yang telah ditentukan.
  • Switching fee, atau biaya pengalihan unit, dikenakan ketika investor memindahkan dana dari satu produk reksadana ke produk lainnya. Biaya ini hanya berlaku jika transaksi switching dilakukan. 

Namun demikian, tidak semua produk menyediakan fasilitas ini, sehingga ada baiknya mengonfirmasi terlebih dahulu ke manajer investasi sebelum mengambil keputusan.

  • Redemption fee, atau biaya saat menjual kembali unit reksadana. Besarnya disesuaikan dengan ketentuan masing-masing manajer investasi. 

Namun, biasanya hanya berlaku bagi investor yang menjual unit dalam jangka waktu tertentu. Investor yang sudah lama berinvestasi umumnya tidak dikenakan biaya ini lagi.

b. Biaya operasional produk reksadana

Kategori ini meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan operasional reksadana dan sudah diperhitungkan ke dalam nilai unit reksadana itu sendiri:

  • Biaya pengelolaan dana (manajemen fee), merupakan kompensasi untuk manajer investasi dan timnya atas jasa dalam mengelola portofolio. Beberapa produk mungkin juga mengenakan biaya transaksi tambahan.
  • Biaya kustodian, dibayarkan kepada bank kustodian yang bertugas menjaga aset reksadana, menangani administrasi, serta memastikan keamanan dana investor. 

Lembaga ini berperan penting dalam menjamin keamanan aset jika sewaktu-waktu manajer investasi berhenti beroperasi dan terjadi pemindahan dana berdasarkan ketentuan dari regulator.

  • Biaya audit tahunan, karena reksadana merupakan produk publik, maka performanya harus diaudit oleh auditor independen. Hasil audit ini kemudian diterbitkan dalam laporan keuangan tahunan oleh manajer investasi.
  • Biaya penggunaan S-INVEST, sistem terpadu yang digunakan untuk pengelolaan transaksi reksadana secara nasional. 

Nilai unit yang ditampilkan biasanya sudah bersih dari semua biaya tersebut (netto), sehingga investor sebenarnya telah menanggung biaya-biaya ini secara tidak langsung.

Jika kamu ingin mengetahui seberapa besar biaya ini dibanding total dana yang dikelola (Asset Under Management/AUM), kamu bisa melihat datanya melalui fund fact sheet reksadana terkait.

c. Biaya yang ditanggung oleh manajer investasi atau penyedia produk

Biaya ini meliputi berbagai kebutuhan administratif dan promosi yang diperlukan untuk membentuk dan menjalankan reksadana, seperti:

  • Pengeluaran awal untuk membentuk reksadana, termasuk biaya hukum, akuntansi, dan notaris.
  • Biaya cetak serta distribusi dokumen seperti prospektus awal dan formulir transaksi (pembelian, penjualan kembali, pengalihan, hingga bukti kepemilikan unit).
  • Pengeluaran operasional lainnya seperti pengelolaan portofolio, kegiatan pemasaran, promosi, serta biaya saat reksadana dibubarkan dan dilikuidasi.

Informasi mengenai rincian semua jenis biaya ini dapat ditemukan pada laporan keuangan atau fund fact sheet yang biasanya dikirim secara rutin setiap bulan kepada investor.

4. Pengeluaran pada Investasi Savings Bond Ritel (SBR)

Layaknya reksadana, dalam investasi SBR, pihak mitra distribusi seperti perbankan maupun sub-registry memiliki kebebasan untuk menanggung sebagian atau seluruh biaya yang berkaitan dengan proses pembelian SBR. 

Karena itu, kebijakan setiap mitra bisa berbeda-beda. Berikut adalah komponen biaya yang perlu diperhatikan dalam investasi SBR:

  • Biaya pembukaan rekening, baik rekening biasa maupun rekening khusus surat berharga
  • Biaya tahunan untuk penyimpanan surat berharga
  • Biaya transfer dana yang terjadi saat pembayaran kupon berlangsung

5. Pengeluaran pada Investasi Emas

Bagi kamu yang tertarik berinvestasi emas, penting untuk memahami bahwa membeli emas, baik dalam bentuk batangan, perhiasan, maupun trading digital, tidak hanya soal membayar harga per gramnya saja. Terdapat sejumlah biaya yang wajib diketahui:

  • Spread, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual emas
  • Biaya pencetakan atau sertifikat, berlaku bagi pemilik emas digital yang ingin mengubahnya ke bentuk fisik, umumnya dikenakan biaya antara 70.000 hingga 100.000 rupiah per gram
  • Biaya transaksi, berlaku ketika melakukan pembelian atau penjualan emas
  • Biaya penyimpanan (storage cost), untuk emas batangan yang disimpan dalam fasilitas seperti safe deposit box di bank
  • Pajak penghasilan (PPh), dikenakan sebesar 0,45% bagi yang memiliki NPWP, dan 0,9% bagi yang tidak memilikinya

6. Pengeluaran pada Investasi Deposito

Deposito selain dikenal sebagai produk tabungan berjangka dari bank, kini juga digunakan sebagai salah satu alternatif investasi. Namun, ada beberapa biaya yang perlu dipahami oleh investor:

  • Pajak deposito, besarnya tergantung pada tingkat suku bunga. Makin tinggi bunga, maka makin besar pula pajaknya. Jika nilai depositonya lebih dari Rp7,5 juta, maka potongan pajak bisa mencapai 20%
  • Biaya penalti, dikenakan jika kamu mencairkan deposito sebelum jatuh tempo. Besarnya dihitung dari pokok dana dan bunga yang seharusnya kamu terima, dan hal ini disesuaikan dengan kebijakan masing-masing bank

7. Pengeluaran pada Investasi Obligasi Ritel Negara (ORI)

ORI merupakan bagian dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang banyak diminati oleh investor, baik yang sudah berpengalaman maupun pemula. Dalam investasi ORI, terdapat beberapa komponen biaya yang wajib dipahami:

  • Biaya pembelian ORI di pasar perdana
  • Biaya administrasi berupa materai
  • Biaya untuk menyimpan surat berharga
  • Biaya transfer dana ketika kupon atau pokok ORI dibayarkan
  • Biaya saat pelunasan atau pembelian kembali ORI
  • Biaya Minimum Holding Period (MHP), yaitu periode minimum kepemilikan
  • Pajak penghasilan (PPh) sebesar 15% atas hasil yang diperoleh

Simulasi Menghitung Biaya Investasi

Untuk mempermudah kamu dalam memperkirakan total biaya investasi yang perlu disiapkan di luar dari modal utama, berikut beberapa contoh simulasi perhitungan biaya investasi:

1. Simulasi Biaya Investasi Saham dengan Bantuan Broker

Simulasi 1

Misalnya kamu memiliki portofolio saham senilai Rp10.000.000,00 dengan komisi broker sebesar 0,25% dan belum memperoleh keuntungan. Maka cara menghitungnya adalah:

Komisi broker: 0,25% x Rp10.000.000,00 = Rp25.000,00

Biaya BEI: 0,04% x Rp10.000.000,00 = Rp4.000,00

PPN: 0,03% x Rp10.000.000,00 = Rp3.000,00

PPh final: 0,01% x Rp10.000.000,00 = Rp1.000,00

Setelah dikurangi dengan seluruh komponen biaya tersebut, jumlah dana yang akan kamu terima adalah sebesar Rp9.967.000,00.

Simulasi 2

Kamu memiliki saham sebanyak 10 lot senilai Rp8.000.000,00. Karena nilainya naik dan harga per lembar menjadi Rp800,00, kamu memutuskan menjualnya lewat broker dengan komisi 0,08%. Berdasarkan kondisi ini, berikut cara menghitungnya:

Total hasil penjualan: 10 x 100 x Rp800,00 = Rp8.000.000,00

Komisi broker: 0,08% x Rp8.000.000,00 = Rp6.400,00

Biaya BEI: 0,04% x Rp8.000.000,00 = Rp3.200,00

PPN: 0,03% x Rp8.000.000,00 = Rp2.400,00

PPh final: 0,1% x Rp8.000.000,00 = Rp8.000,00

Seperti pada simulasi pertama, nilai saham tersebut akan dikurangi oleh seluruh komponen biaya. Maka, dana bersih yang akan kamu terima sebesar Rp7.980.000,00.

2. Simulasi Biaya Investasi Emas Digital

Kamu memiliki NPWP dan berinvestasi emas digital sebanyak 10 gram dengan harga per gramnya Rp920.000,00. 

Selanjutnya, kamu berniat mencetak emas itu dalam bentuk fisik, dan biaya cetaknya ditetapkan sebesar Rp70.000,00 per gram. Maka perhitungan biayanya sebagai berikut:

Biaya cetak: 10 gram x Rp70.000,00 = Rp700.000,00

PPh: (10 gram x Rp920.000,00) x 0,45% = Rp41.400,00

Dengan demikian, total biaya yang perlu kamu keluarkan untuk investasi emas digital hingga berbentuk fisik adalah sebesar Rp741.400,00.

Sebagai penutup, dengan memahami pengertian biaya investasi, kamu bisa merencanakan strategi keuangan yang lebih cermat dan meminimalkan risiko pengeluaran tak terduga.

Terkini

Pemain Badminton Indonesia Bersiap Tampil di Hong Kong Open

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:20 WIB

Real Madrid Siap Perkuat Pertahanan Jelang Musim Baru

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:19 WIB

Barcelona Konfirmasi Rashford Akan Bertahan Sepanjang Musim

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:18 WIB

4 Shio Besok Diprediksi Nikmati Hari dengan Energi Positif

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:15 WIB