Obat sedih bisa datang dalam berbagai bentuk, muncul tanpa alasan atau karena kehilangan, perpisahan, dan tantangan hidup.
Kesedihan dapat berlalu perlahan, layaknya awan gelap yang menghilang sebelum badai, atau tiba-tiba datang tanpa peringatan. Walau begitu, perasaan ini adalah bagian yang wajar dari kehidupan, namun tetap tidak mudah untuk dihadapi.
Meski demikian, ada beberapa cara sederhana yang telah terbukti efektif untuk mengatasi kesedihan, seperti menghabiskan waktu di luar rumah, menonton acara yang mampu membuat tertawa, dan tidak ragu untuk menangis sebagai bentuk pelampiasan.
Hal penting yang perlu diingat adalah jika perasaan sedih bertahan lebih dari dua minggu dan disertai dengan gejala lain seperti hilangnya energi, kesulitan berkonsentrasi, atau masalah tidur, sebaiknya segera mencari bantuan dari tenaga profesional.
Para ahli psikologi dan kesehatan mental selalu siap memberikan panduan terbaik untuk membantu kita keluar dari rasa sedih, apapun penyebabnya.
Sementara itu, kita juga bisa belajar cara menghadapi kesedihan secara mandiri. Namun, masih banyak orang yang belum memahami bagaimana mendapatkan obat kesedihan yang tepat. Apa sebenarnya obat yang bisa menyembuhkan kesedihan?
Untuk mengetahui berbagai cara dan langkah yang dapat menenangkan hati dan pikiran, kamu bisa melanjutkan membaca artikel ini yang membahas tentang obat sedih.
Rekomendasi Obat Sedih
Berikut ini adalah beberapa pilihan rekomendasi obat sedih yang bisa membantu meringankan perasaan berat.
Jangan takut pada perasaan sedih
Saat menghadapi situasi sulit, rasanya dunia seperti runtuh. Namun, daripada menekan atau mengabaikan perasaan tersebut dengan mengalihkan perhatian atau memaksakan diri tetap bahagia, sebaiknya kita menerima dan memahami emosi itu.
Menurut Dr. Lori Rockmore, Psy.D, setiap perasaan membawa informasi penting tentang diri kita dan kehidupan.
Sebuah penelitian tahun 2017 yang dipublikasikan dalam “Journal of Personality and Social Psychology” menunjukkan bahwa orang yang menerima pengalaman mentalnya, bukan menghakimi, cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik karena dapat mengurangi respon emosi negatif terhadap stres.
Alih-alih merasa bersalah karena bersedih, lihatlah perasaan itu sebagai peluang untuk belajar, berkembang, dan menemukan pemulihan sejati, seperti yang disampaikan Briana Borten, CEO organisasi kesehatan Dragontree.
Menulis saat tidak tahu penyebab kesedihan
Kadang kita tahu kenapa merasa sedih, seperti sulit melupakan mantan, terlalu banyak bekerja, atau konflik dengan pasangan. Namun, ada saatnya perasaan sedih muncul tanpa alasan yang jelas.
Dalam situasi seperti ini, cobalah menulis tanpa henti selama lima menit atau lebih, saran pelatih kehidupan Sunny Joy McMillan.
Melalui tulisan, kita dapat menemukan sumber kesedihan secara alami, dan aktivitas ini juga terbukti secara ilmiah membantu memperbaiki suasana hati.
Selain itu, membuat jurnal, mengikuti kelas yoga, atau bermeditasi juga bisa menjadi cara yang efektif untuk lebih mengenal diri sendiri.
Terima dan hadapi perasaanmu
Menghindari kesedihan justru membuat dampak negatif lebih besar daripada manfaatnya. “Kamu tidak bisa sembuh dari apa yang tidak kamu rasakan,” kata pelatih kehidupan dan penulis Nancy Levin.
Meskipun terasa tidak nyaman, mengenali dan menerima kesedihan adalah langkah awal untuk sembuh. Pema Chödrön, seorang biarawati Buddha Tibet dan penulis, menyarankan untuk mengambil napas dalam-dalam ketika emosi melanda.
“Dengan memberikan ruang bagi kesedihan, kamu mulai membukanya,” ujarnya.
Jangan remehkan kekuatan menangis
Cara lain untuk melepaskan kesedihan adalah melalui tangisan yang sehat. Nancy Levin menganjurkan memutar musik atau menonton film yang bisa memicu tangisan sebagai pelepasan emosi.
Lagu seperti “Stay With Me” oleh Sam Smith atau “Fix You” dari Coldplay sering dipakai sebagai contoh lagu yang efektif untuk mengekspresikan kesedihan.
Meski tampak berlawanan dengan logika, menangis adalah reaksi emosional unik manusia.
Dr. Matt Bellace, seorang psikolog dan penulis, menjelaskan bahwa air mata emosional mengandung zat kimia bernama leusin-enkephalin yang dapat mengurangi rasa sakit dan memperbaiki suasana hati.
Penelitian yang dimuat di Frontiers in Psychology juga menemukan bahwa menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang merangsang respons relaksasi, sehingga memberikan efek menenangkan.
Selain itu, suasana hati akan lebih membaik jika tangisan disertai dengan dukungan dari orang terdekat, sehingga berbagi perasaan dengan teman atau keluarga bisa sangat membantu.
Langkah selanjutnya setelah melepaskan emosi
Setelah menangis hingga perasaan terasa sangat berat, saatnya untuk mulai mengendalikan keadaan. Proses ini mungkin memakan waktu, bisa beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan.
“Kesedihan tidak memiliki batas waktu,” jelas Levin. Namun, kita tidak bisa terus terjebak dalam kegelapan selamanya.
Tetapkan target yang sangat sederhana
Agar tidak langsung berlari cepat lalu terjatuh kembali, mulailah dengan langkah kecil yang mudah dicapai.
McMillan menyarankan untuk memulai dengan kegiatan sederhana, seperti menyikat gigi atau mencuci muka, kemudian secara bertahap melanjutkan ke aktivitas lain seperti membuat kopi atau mengenakan pakaian olahraga yang nyaman.
“Setelah mulai bergerak, kamu mungkin akan merasa terdorong untuk melakukan lebih banyak hal,” ujarnya.
Temukan sumber kebahagiaan dan tawa
Sebagai lawan dari kesedihan, carilah hal-hal yang dapat membangkitkan semangatmu. Dengarkan musik ceria, baca buku yang menyenangkan, atau tonton film yang bisa menghibur.
Kamu juga bisa melakukan hobi yang disukai, seperti menjadi sukarelawan, menyelesaikan teka-teki, atau merawat tanaman.
Lebih baik lagi jika kamu melakukan sesuatu yang membuatmu tertawa, seperti mendengarkan podcast komedi atau menonton video lucu.
Bellace menjelaskan bahwa tawa adalah mekanisme coping yang efektif karena dapat melepaskan endorfin, menurunkan hormon stres, dan meningkatkan dopamin, hormon yang membuat kita merasa bahagia.
Meski begitu, berduka memang perlu waktu, jadi wajar jika terkadang kamu belum ingin tertawa.
Bangun koneksi dengan orang sekitar, terutama saat merasa sepi
Memiliki dukungan sosial sangat penting ketika sedang menghadapi masa sulit. Jangan ragu mengajak pasangan atau teman dekat untuk menemani dengan camilan favorit agar suasana lebih hangat.
Jika ingin memperluas jaringan sosial, lakukan aktivitas yang melibatkan orang lain di luar rumah, seperti bergabung dengan klub buku atau komunitas yang sesuai minatmu.
Kamu mungkin akan terkejut betapa cepatnya kamu bisa membangun ikatan sosial.
Meski interaksi langsung sangat berharga, komunitas online juga bisa memberikan dukungan dan rasa tanggung jawab.
Cari grup yang ramah dan memiliki tujuan serupa, seperti grup dukungan untuk yang sedang berduka, atau komunitas hobi yang dapat mengangkat semangatmu. Pastikan grup tersebut positif dan penuh empati.
Mengubah cara berpikir untuk berhenti terjebak masa lalu
Misalnya, setelah putus cinta, kamu mungkin terus meyakini bahwa tidak akan pernah menemukan cinta lagi.
Atau saat mendapat kritik dari atasan, kamu merasa karier sudah salah arah dan tidak akan pernah naik jabatan. Saat itulah kamu perlu mengubah narasi tersebut.
Terapis menyebut ini sebagai restrukturisasi kognitif, yaitu proses mengenali dan menantang pikiran negatif dan tidak rasional. Salah satu caranya adalah mengganti pikiran buruk dengan yang lebih positif.
Seperti yang disarankan McMillan, daripada berkata “Aku akan selalu sendiri,” coba ubah menjadi “Aku mungkin akan menemukan cinta lagi.” Perubahan ini membantu kamu merasa lebih tenang dan mulai percaya pada pikiran baru tersebut.
Meluangkan waktu di alam
Rockmore menyarankan untuk menikmati alam dengan melibatkan semua pancaindra, yang disebutnya sebagai “aktivasi perilaku.”
Amati apa yang kamu lihat, rasakan, dengar, cium, atau mungkin rasakan di sekitar alam, yang dapat membantu menghilangkan rasa putus asa.
Aktivitas ini membantu mengaktifkan sistem saraf, memberi kesempatan untuk menyadari keindahan dunia.
Menghabiskan waktu di luar juga terbukti menurunkan stres, menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir.
Tidak perlu melakukan perjalanan jauh, cukup 120 menit per minggu atau sekitar 17 menit per hari berjalan di taman atau lingkungan sekitar sudah cukup meningkatkan kesejahteraan secara signifikan.
Mencari pertolongan saat kesedihan berlebihan
Jika kesedihan mulai memengaruhi pola tidur, nafsu makan, minat pada aktivitas yang biasa dinikmati, atau membuat kamu sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, ini bisa jadi tanda kondisi yang lebih serius daripada sekadar sedih biasa.
Membaca buku pengembangan diri bisa membantu, seperti The Happiness Trap dan Beat the Blues Before They Beat You yang direkomendasikan Rockmore.
Namun, sangat dianjurkan juga untuk berkonsultasi dengan terapis, termasuk melalui platform daring, karena dukungan profesional sangat bermanfaat dalam proses pemulihan.
Apa Perbedaan antara Kesedihan dan Depresi?
Ketika kesedihan berlangsung terus-menerus dan enggan hilang, itulah tanda awal munculnya depresi.
Menurut Todd Hutton, MD, direktur medis di Southern California TMS Center, depresi berbeda dengan kesedihan biasa dan tidak dialami semua orang secara universal.
Di Amerika Serikat, lebih dari 16 juta orang dewasa terkena depresi, sebuah kondisi medis serius yang memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku seseorang, serta dapat menyebabkan kesedihan yang berkepanjangan.
Orang yang mengalami depresi sering menunjukkan rasa putus asa dan kehilangan kemampuan merasakan kesenangan, disertai dengan gejala fisik seperti perubahan pola tidur, energi, nafsu makan, serta kesulitan berkonsentrasi.
Menurut Julie G. Kays, MS, LCPC, NCC, manajer dan konselor klinis di The Counseling Center di Stella Maris, Maryland, depresi adalah gangguan kesehatan emosional yang dapat didiagnosis, yang tidak hanya melibatkan rasa sedih tetapi juga gejala lain yang muncul bersamaan.
Gejala ini termasuk menurunnya minat atau kesenangan dalam aktivitas, perubahan kebiasaan tidur dan makan, kegelisahan, kelelahan, ketidakmampuan fokus, perasaan tidak berharga atau bersalah, dan pikiran berulang tentang kematian.
Depresi bisa dipicu oleh faktor eksternal maupun kondisi fisiologis yang sudah ada sebelumnya. Istilah “depresi” sering disalahartikan sebagai perasaan sedih biasa, seperti ketika seseorang berkata, “Saya merasa tertekan.”
Namun, depresi klinis hanya dapat didiagnosis oleh tenaga profesional kesehatan mental yang mampu menilai gejala secara menyeluruh dan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat.
Gejala Depresi
Dr. Williamson melaporkan bahwa ada ciri-ciri utama depresi tertentu, yang meliputi:
- Merasa tertekan sepanjang hari hampir sepanjang hari;
- Kurangnya minat dan kesenangan dalam aktivitas yang dulu Anda anggap menyenangkan;
- Mengalami kesulitan tidur, atau bahkan tidur terlalu banyak;
- Kesulitan makan, termasuk makan terlalu banyak, atau bahkan terlalu sedikit, yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak diinginkan;
- Perasaan gelisah, lekas marah atau gelisah sepanjang hari;
- Kelelahan ekstrim dan kehilangan energi;
- Perasaan bersalah atau tidak berharga yang tidak diinginkan atau dilebih-lebihkan;
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau bahkan membuat keputusan yang rasional;
- Pikiran untuk bunuh diri, atau cukup sering berpikir tentang kematian dan kematian.
Perbedaan Perawatan
Kesedihan memang bisa terasa berat saat dialami, sehingga penting untuk memperhatikan kondisi perasaan tersebut.
Dr. Hutton meyakini bahwa menjaga kesehatan mental bisa dilakukan dengan mempertahankan sikap positif, didukung oleh lingkungan yang kuat, serta menjalani pola makan sehat dan rutin berolahraga meski waktu terbatas, sebagai cara terbaik mengatasi kesedihan.
“Jika kamu atau orang terdekat menunjukkan gejala depresi, doronglah untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter,” ujarnya.
“Tidak ada salahnya meminta bantuan dan bekerja sama dengan dokter untuk menyesuaikan pengobatan yang tepat agar bisa menjalani hidup lebih bahagia dan sehat.”
Penanganan depresi umumnya melibatkan kombinasi obat antidepresan dan psikoterapi atau terapi bicara. Namun, di Amerika Serikat, sekitar 5,5 juta penderita depresi tidak mendapatkan manfaat dari obat antidepresan.
Obat antidepresan tidak memberikan efek instan dan biasanya memerlukan waktu penyesuaian. Untuk kasus depresi yang sulit diobati, salah satu terapi baru adalah serangkaian infus ketamin.
Jika depresi sangat parah dan pasien dinilai berisiko membahayakan diri sendiri, maka perawatan rumah sakit bisa menjadi pilihan agar pasien dapat diawasi dan dirawat dengan intensif.
Sebagai penutup, obat sedih terbaik adalah mengenali perasaan, mencari dukungan, dan mendapatkan bantuan profesional agar hati dan pikiran kembali tenang.